Sukses

[Warga Mengadu] Bangunan SD Negeri Medan Rusak

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dipertanyakan. Pasalnya, banyak bangunan SD di Medan yang rusak.

Citizen6, Medan: Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dipertanyakan. Pasalnya, dari aspek bangunan saja masih banyak sekolah terutama Sekolah Dasar (SD) yang kondisi gedungnya tidak layak dijadikan tempat belajar. Salah satunya adalah SD Negeri 064031 Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Sekolah yang resmi berdiri pada 4 Februari 2010 ini kini mengalami kerusakan pada atap bagian terasnya. Dinding-dinding kelasnya juga tampak kusam dipenuhi bercak-bercak kecoklatan. Demikian dengan pintu kelas, tampak kurang sedap dipandang mata.

Di dalam ruang kelas memang kondisinya masih terbilang cukup baik. Atap, bangku, meja, dan lainnya setidaknya masih layak menjadi tempat belajar. Namun begitu para murid keluar dari kelasnya, karena merasakan suasana kelas yang tidak nyaman. Karena kerusakan bangunan luar yang ada mengganggu pandangan siapapun yang melihatnya.

Termasuk pada saat bermain, anak-anak sangat merasa kurang nyaman dengan keadaan sekolah mereka. Terlebih jika mereka membandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya terutama sekolah swasta yang bangunannya lebih bagus, dicat dengan indah sehingga suasananya terlihat segar dan menyenangkan. Bukankah suasana bermain yang nyaman membantu anak untuk lebih senang belajar?

Kontras sekali kondisi pelayanan untuk masyarakat dengan fasilitas pegawai pemerintahan. Seperti gedung DPRD Sumatera Utara, belumlah gedungnya rusak parah seperti SD Negeri 064031 namun sesegera mungkin direnovasi. Direnovasi bukan hanya pada bagian yang dianggap rusak saja, namun kantor DPRD dibuat lebih megah dari bangunan sebelumnya. Mengapa untuk rakyat pemerintah tidak tanggap, namun untuk dirinya sendiri begitu cepat bertindak?

Aspek lainnya yang membuat saya kurang nyaman dari SD Negeri 064031 adalah mengenai plang nama sekolah. Mengapa pula plang nama tersebut mesti diletakkan dalam kondisi terhalang pohon sehingga menutupi sebagian besar nama sekolah. Tidakkah ini suatu keanehan? Terasa sekali memang kekurang pedulian pemimpin kepada rakyatnya. Kondisi ini terjadi sudah cukup lama. Sekitar setahun lebih saya tinggal di sekitar sekolah tersebut namun belum pernah terlihat ada upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah. (mar)

Penulis
Eva Arlini, SE
Medan, arlini.rixxx@gmail.com
Twitter: Eva Arlini

Baca juga:
Lutung Muaragembong Bekasi Terancam Punah
[Warga Mengadu] Di Jakarta, Pedestrian Dianggap Warga Kelas Dua
[Warga Mengadu] Fasilitas Telepon Umum Tinggal Kenangan


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini