Sukses

Survei: PDIP Kalah Bila Tak Capreskan Jokowi

Syaratnya, pencapresan Jokowi diumumkan sebelum pelaksanaan pemilihan legislatif.

Banyak jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei menunjukkan Jokowi berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara PDIP. Kali ini, jajak pendapat yang dilakukan Indo Barometer menunjukkan Gubernur DKI bernama lengkap Joko Widodo itu mampu meningkatkan elektabilitas PDIP hingga 35,8 persen. Menjadi juaranya. Tapi sebaliknya, bila PDIP tak mengusung Jokowi maka PDIP tersalip Golkar. PDIP bisa kalah.

"Dari hasil survei elektabilitas, PDIP tanpa ada faktor Jokowi sebesar 19,6 persen. Namun saat Jokowi menjadi capres partai, elektabilitas PDIP sebesar 35,8 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Kamis (9/1/2014).

Itu artinya, perolehan suara PDIP akan melonjak sekitar 8,2 persen apabila mengusung Jokowi sebagai capres. "Berdasarkan statistik, PDIP akan diuntungkan secara elektabilitas jika Jokowi menjadi capres," jelas Qodari.

Jika PDIP mengusung Jokowi maka akan memperoleh 35,8 persen, kemudian Golkar 15,8 persen, Gerindra 7,9 persen, Demokrat 4,6 persen, PKB 3,8 persen, dan PAN 2,5 persen.

Namun apabila Jokowi tidak dicalonkan PDIP, maka Banteng Moncong Putih tersalip Golkar. Urutannya, Golkar 20,8 persen, PDIP 19,6 persen, Gerindra 7,5 persen, PKB 9,6 persen, Demokrat 5,8 persen, Hanura 3,3 persen, dan PAN 2,9 persen.

Survei itu juga menguji apabila Jokowi dicalonkan dari PAN dan berpasangan dengan Hatta Rajasa, maka elektabilitas partai berlambang matahari itu sebesar 7,5 persen. Sementara elektabilitas PDIP 20,8 persen, Golkar 16,7 persen, Gerindra 10,4 persen, PKB 5,4 persen, Hanura 4,2 persen, dan Demokrat, PAN, Nasdem masing-masing memperoleh 2,5 persen.

Survei ini dilakukan pada 5 hingga 15 Desember 2013. Jumlah responden 1.200 dari 34 provinsi di Indonesia. Responden berusia di atas 17 tahun dipilih dengan multistage random sampling. Sedangkan margin of error survei ini diperkirakan sekitar 3,0 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman


Kenapa Jokowi

Ada 3 alasan 'efek Jokowi' dalam perpolitikan nasional. Pertama Jokowi adalah capres yang paling banyak di pilih. Kedua, Jokowi dikenal dan dianggap pantas jadi presiden di semua partai. Ketiga, Jokowi salah satu alasan orang memilih adalah suku dengan tokoh partainya.

Namun, jika pencalonan mantan Walikota Solo itu sebagai capres dilakukan setelah pemilihan legislatif, maka 'efek Jokowi' tidak akan banyak menaikkan suara PDIP. Sebab, para pemilih menganggap ada ketidakpastain pencalonan Jokowi sebagai capres PDI.

Berikut hasil survei Indo Barometer terkait elektabilitas partai peserta Pemilu 2014, jika PDIP mengusung Jokowi sebagai capres:

1. PDIP: 35,8 persen
2. Golkar: 15,8 persen
3. Gerindra: 7,9 persen
4. Partai Demokrat: 4,6 persen
5. PKB: 3,8 persen
6. PAN: 2,5 persen
7. Hanura: 2,5 persen
8. PPP: 1,7 perseb
9. NasDem: 1,5 persen
10. PKS: 1,3 persen
11. PKPI: 0,8 persen
12. PBB: 0,0 persen
Suara Tidak Sah: 2,1 persen
Tidak menandai surat suara: 20,0 persen

(Eks/Ism)

Baca juga:
Survei Cyrus Network: Jokowi Capres `Setengah Dewa`
Survei: Jokowi Menang Telak `Pilpres Dunia Maya`
Jokowi Puncaki Survei, PDIP: Kami Tidak Boleh Lengah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini