Sukses

Calon Pengantin `Bom Celana Dalam` Ternyata Agen CIA

Al Qaeda terus mengembangkan bahan peledak. Termasuk bom yang dipasang di pakaian dalam dan bisa lolos dari deteksi bandara.

Kematian Osama Bin Laden tak lantas membuat Al Qaeda tiarap apalagi mati. Para ahli bom organisasi itu terus mengembangkan jenis bahan peledak yang tak bisa dideteksi. Salah satunya bom yang bisa dipasang pada pakaian, termasuk celana dalam. Ibaratnya, cukup sebatang korek api untuk meledakkan sebuah pesawat.   

Bom serupa pernah digunakan Umar Farouk Abdulmutallab dalam sebuah penerbangan rute Amsterdam ke Detroit  pada Hari Natal 2009. Untung, bahan peledak itu gagal meledak. Pelaku yang terbakar pakaiannya sendiri telah divonis seumur hidup.

Dan kini, aparat Amerika Serikat dan Arab Saudi mendapatkan bukti fisik dari bom jenis baru ini. Dari seorang calon pengantin 'bom celana dalam' dalam plot bom bunuh diri yang menyasar target tingkat tinggi milik AS-- yang ternyata informan yang menyamar untuk intelijen Arab Saudi dan CIA.

Sang agen menyusup ke jaringan Al Qaeda di Semenanjung Arab atau Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Bom itu disita oleh aparat di Timur Tengah suatu hari dalam kurun waktu 10 hari terakhir. Menjadi peringatan bagi AS.

Plot pemboman tersebut diduga terkait serangan pesawat tanpa awak (drone) AS di Yaman yang menewaskan 2 anggota Al Qaeda, termasuk seniornya, Fahd Mohammed Ahmed al-Quso. Menjadi aksi balas dendam.

Kabar bahwa calon pengantin sejatinya agen mata-mata terkuak belakangan. Seperti dikabarkan Guardian, Kamis (9/1/2014), sumber pejabat AS dan Yaman mengatakan, informan yang tak disebut namanya itu bekerja untuk Saudi dan CIA saat menerima bom dari Al Qaeda. Bahan peledak berjenis nonlogam yang didesain agar lolos pemeriksaan, khususnya di bandara.

Informan tersebut menyerahkan perangkat itu kepada aparat dan telah meninggalkan Yaman.

Bom Jenis Baru

Sebelumnya John Brennan, penasihat utama kontra-terorisme Barack Obama sekaligus mantan pejabat CIA , mengatakan kepada ABC Good Morning America bahwa pemerintah AS "yakin, baik perangkat maupun pengguna tidak menimbulkan ancaman bagi AS".

Para pejabat AS mengatakan, plot pemboman terdeteksi sejak awal dan bahwa tidak ada pesawat Amerika yang berisiko.

Saat ini, FBI sedang melakukan tes forensik pada bom. Sebagai langkah pertama, untuk mengetahui apakah ia lolos sistem pemindaian bandara.

Dianne Feinstein, Senator Partai Demokrat asal California yang mengepalai komite intelijen Senat, memberikan petunjuk awal dengan mengatakan bahwa berdasarkan informasi uang ia peroleh, perangkat itu mampu 'tidak terdeteksi'.

Sementara, seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan, metode deteksi saat ini mungkin telah didesain untuk mengidentifikasi bom jenis baru ini.

Namun, seberapa besar eskalasi ancaman yang ditimbulkan oleh bom jenis itu masih belum jelas. Sumber-sumber keamanan mengatakan, bom itu mirip dengan yang digunakan Umar Farouk Abdulmutallab.

Perangkat tersebut menggunakan sistem peledakan lebih halus. Brennan berpendapat, "ancaman datang dari desainnya."

Terkait siapa dalang pembuat peledak anyar itu, tudingan AS mengarah pada AQAP.

Matthew Levitt, pakar kontra-terorisme di Washington Institute mengatakan, Ibrahim Hassan al - Asiri, sosok yang diasumsikan kepala pembuatan bom AQAP harus diawasi. Ia kini diduga bersembunyi di Yaman.

Asiri diyakini menjadi pencipta bom pakaian di Detroit serta bahan peledak yang dikemas dalam cartridge printer menuju Chicago pada tahun 2010. (Ein/Sss)

Baca juga:

Misteri `Cicada 3301`, Konspirasi Freemason atau Rekrutmen M16?
Masjid Kekecilan, Gereja di Inggris Tawarkan Ruang untuk Salat
Salut! Didemo, Masjid Inggris Tawari Demonstran Teh dan Main Bola

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini