Sukses

Pasar Subuh Makin Siang, Kemacetan Tambah Panjang

Setiap malam hingga matahari terbit menampakkan dirinya, tempat ini selalu dipenuhi para pembeli dan penjual yang datang.

Citizen6, Jakarta: Setiap malam hingga matahari terbit menampakkan dirinya, tempat ini selalu dipenuhi para pembeli dan penjual yang datang dari berbagai sudut kota Jakarta Timur. Walaupun lapak dagangan yang tidak beraturan, tetapi pasar ini selalu ramai karena harganya yang terjangkau. Tak heran, harga yang murah banyak membuat  tukang sayur keliling lebih memilih pasar ini untuk membeli sayur yang akan dijual kembali.

Kendaraan yang berlalu lalang bahkan TransJakarta yang melewati jalan satu jalur inipun tak menyurutkan pembeli untuk berbelanja di Pasar tumpah Kramat Jati. Dari pukul 16.00 WIB para penjual sudah menjajaki lapak-lapak jualannya di  sepinggiran Jalan Raya Bogor hingga pukul 07.00 . Pasar ini tak pernah sepi pembeli, walaupun pasar ini buka pada saat malam hari.

Pasar tumpah yang terletak di daerah Jakarta Timur, Tepatnya di sepanjang jalan Raya bogor ( Kramat Jati) ini menjual berbagai macam ikan, sayur mayur, buah dan daging. Pasar ini sangat mudah dijangkau karena letaknya yang berada dipinggir jalan. Namun pembeli harus berhati-hati saat berbelanja karena banyak motor dan mobil yang berlalu lalang di jalan. Bisingnya kendaraan tak membuat Suara para pedagang berhenti menjajakan dagangannya.

Pasar Tumpah sering membuat kemacetan di daerah kramat jati. Jelas saja pada pagi hari banyak motor dan mobil melewati jalur ini. Bahkan TransJakarta melewati jalan yang dipenuhi pedagang dikala pagi menjelang. Syahreza, karyawan yang biasa melewati jalur ini mengeluhkan adanya pasar yang masih buka di jam orang-orang berangkat bekerja “ hal seperti ini seharusnya segera ditangani ya, macetnya sudah semakin menjadi setiap pagi. Sebaiknya para pedagan tidak berjualan disepanjang trotoar yang seharusnya digunakan bagi para pejalan kaki dan harapannya jam 5 jalanan sudah bersih karena itu waktu untuk berangkat kerja” ujarnya.

Dari kondisi pasar, lapak-lapak para pedagang memang sangat memakan bahu jalan. Bahkan jalan yang seharusnya digunakan dua jalur kendaraan roda empat ini hanya satu  satu jalur saja yang berfungsi. Apalagi, jika para pembeli ‘mampir’ dan memarkirkan motor sembarangan dipinggir jalan yang membuat macet bertambah parah. Angkutan Umum juga banyak yang menaik-turunkan penumpang sembarangan di jalan ini.

Jika dilihat setiap pagi pun setelah pasar tutup banyak para pemulung dan tukang sampah berbondong-bondong datang untuk memungut sisa-sisa sayuran dan buah-buahan. Pemulung yang berpakaian lusuh dengan semangat memungut sampah-sampah sayuran. Apalagi jika sayuran tersebut banyak dan dianggapnya layak untuk digunakan kembali.

Ibarat kata, tak ada hiu di laut akan banyak ikan yang mati karena terlalu banyak ikan yang terlalu nyaman dengan kehidupan. Sama seperti halnya peraturan, jika tidak ada peraturan-peraturan maka pedagangpun dengan semaunya membuat lapak-lapak di sepanjang jalan yang seharusnya tidak boleh untuk menjadi tempat jual beli.
   
"Saya ngikutin yang pedagang lainnya aja. Buka jam 4 sore nutup jam 5 subuh.kalo saya disuruh pindah ya harus mau pindah, kalau saya mah nurut aja kalo disuruh pindah. Cuma ya memang pelanggan sudah taunya disini “ Ujar Erna, salah satu pedagang di pasar Subuh Kramat Jati.
 
Menurut pedagang lainnya yang berada di dalam pasar, sebut saja Ita. Dia mengatakan “saya udah 10 tahun berjualan disini. Iya memang bikin macet, sejak ada pedagang-pedagang di depan itu. Bahkan memang jalan Kramat jati sudah terkenal dengan kemacetannya. (kw)

Penulis:
Tiara Amelia
Jakarta, tiaramelXXX@gmail.com

Baca Juga:
Kemacetan di Depok Makin Semrawut
Kemacetan Jakarta, Tanggung Jawab Siapa
Taman Honda Tebet, Ruang Hijau di Jakarta

Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar peristiwa di sekitar anda yang punya nilai berita, tentang kegiatan komunitas atau opini Anda mengenai kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.