Sukses

Marzuki Alie: Ketua DPR Bukan Atasan bagi Anggotanya

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie berkicau tentang kesiapannya dirinya yang mengikuti Capres konvensi Partai demokrat.

Citizen6, Jakarta: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie berkicau tentang kesiapannya dirinya yang mengikuti Capres  konvensi Partai demokrat yang diliput banyak media dan mendapat respon yang beragam mulai dari yang melecehkan sampai yang mendukung dan terkait susahnya menjadi ketua DPR.

Hal ini di katakan Marzuki Alie via akun Twitternya @marzukialie_MA, Sabtu (04/01/2014).

Menurutnya banyak kasus yang melibatkan anggota DPR yang melakukan penyimpangan dalam menjalankan tugasnya yang berimbas negatif kepada MA selaku ketua DPR yang di lihat sebagai atasan.

"Secara normatif pandangan itu tidak salah, kok sebagai Ketua DPR tidak mampu mengendalikan anggotanya yang dilihat sebagai bawahan," katanya.

Bagaimana mungkin, lanjutnya, ingin memimpin indonesia yang memilki rakyat yang banyak dan kekayanaan alam yang tak terhingga, jika memimpin Angota DPR yang jumlahnya 1000 arang saja tidak mampu, pandangan itu tidak bisa di salahkan. "Tetapi sangat tidak adil, krn tanggung jawab itu seharusnya seimbang dengan kewenangan yang dimiliki," sambungnya.

Bagaimana mungkin Ketua DPR yanga tidak diberi kewenangan untuk mengendalikan anggota DPR, lalu diminta tanggung jawab. Menurutnya DPR adalah ruang yang berbeda dengan eksekutif, karena setiap orang adalah atasan bagi dirinya sendiri dan ketua DPR bukan atasan bagi anggotanya.

"Bukan sebagai atasan, adilkah diminta tanggung jawab atas kejadian-kejadian yang dilakukan oleh anggota DPR? DPR itu adalah ruang pertempuran pemikiran, ide dan gagasan, bukan ruang atasan dengan bawahan seperti birokrasi yang melakukan pekerjaan fisik. Memimpin 559 orang anggota dengan kecerdasan otak yang diberikan Tuhan masing masing, telah membuat DPR menjadi hiruk pikuk," ujarnya.

Sangat tidak mungkin membandingkan kerja ketua DPR dengan Presiden, menteri, gubernur, atau bupati atau lembaga lain yang mempunyai otoritas komando. "Ketua DPR hanya bisa dikomparasikan dengan ketua-ketua DPR di negara demokrasi atau DPR era reformasi, dimana anggota DPR bukan bawahan," tegasnya.

Tapi sejalan dengan berkembangnya pemahaman demokrasi, rakyat makin cerdas, Marzukie yakin Ketua DPR akan mendapat tempat yang adil dihadapan masyarakat.

"Masih beruntung bagi saya, karena pengalaman yang panjang dalam berbagai profesi, dengan hasil yang terukur, masih bisa menjawab keraguan publik, memimpin korporasi dengan karyawan lebih banyak dari anggota DPR dengan kewenangan yg besar. Sebagai pembanding perbedaan pekerjaan fisik dengan pikiran pekerjaan fisik, bisa diukur dari hasil yang terlihat oleh kasat mata. Kerja politik sebagai Ketua DPR sulit dilihat dengan kasat mata. Inilah kesulitan untuk menjelaskan kepada publik bahwa memimpin DPR tidak sama memimpin birokrasi, dengan bupati saja sudah tidak imbang," terangnya.

Namun kepiawaian memimpin, memperjuangkan sesuatu tanpa ada kewenangan, hanya dengan 1 suara, seharusnya bisa menjadi tolok ukur kinerja Ket DPR. Ia pun berharap ada waktu bagi publik, untuk lebih mengenal mendalami setiap figur yang akan memimpin negeri ini, jangan sampai hanya dari isu.

"Masih ada waktu untuk membedah siapa calon pemimpin mereka, track record, kinerja, integritas merupakan hal yang penting untuk didalami," akunya.

"Selamat berjuang, menuju Indonesia Bermartabat," tutupnya. (mar)

Penulis
Leman Bens
Jakarta, lemanbenxxx@gmail.com

Baca juga:
Anas: Kenapa Terduga Teroris Selalu Ditembak Mati?
Farhat Abbas Tantang Jokowi Sumpah Pocong
CEO Apple Akhirnya Mempunyai Akun Twitter

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini