Sukses

Ada Kode Rahasia `Bom` di Iklan Boneka Lucu Ini?

Iklan yang dibintangi boneka Abla Fahita dituding mengandung pesan mengerikan: tentang bom.

Kejaksaan Mesir memeriksa pejabat salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Mesir terkait iklan online-nya yang menampilkan boneka lucu -- yang oleh blogger kontroversial dituduh mengirimkan kode pesan terkait Ikhwanul Muslimin.

Tudingan mengarah ke iklan Vodafone Mesir yang dibintangi karakter boneka terkenal Abla Fahita, yang ditayangkan sesaat setelah pemerintah menetapkan Ikwahul Muslimin sebagai kelompok teroris. Pemerintah menuding kelompok tersebut merencanakan serangkaian serangan oleh militan Sinai. Tuduhan yang dibantah keras pihak Ikhwanul Muslimin.

Ahmed 'Spider' aktivis muda yang diketahui sebagai pendukung Presiden Hosni Mubarak mengklaim, kode tentang serangan yang akan diluncurkan termuat dalam iklan boneka itu.

Begini detil iklan itu: boneka Abla Fahita bersama putrinya Karkoura sedang mencari SIM card milik almarhum suaminya, sembari menjelaskan pada seorang temannya tentang karakter "Mama Touta". Keduanya digambarkan sedang duduk di sebelah kaktus yang digantungi ornamen bola mengkilat. Di latar belakangnya, penyiar radio sedang menjelaskan bagaumana cara membuat 'kalkun isi' untuk Natal.

Fahita mengatakan, ia meminta penjaga bangunan untuk menerjunkan anjing pelacak dari pusat perbelanjaan untuk mencari barangnya yang hilang, dan mendapatkan uang sebagai imbalan.



Lalu, apa hubungannya dengan teror?

'Spider' menjelaskan dugaannya dalam jaringan televisi Al-Tahrir, Selasa malam. Ia mengklaim, mal dan anjing merujuk pada target lokasi penyerangan. Sementara 'Mama Touta' adalah nama rahasia Ikhwanul Muslimin.

"Anjing, garasi, penjaga, mal, dan elemen yang menunjukkan bahwa akan ada mal besar dan ledakan setelah anjing pelacak gagal menemukan bom dalam mobil," kata Spider, seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (2/1/2014).

Ia bahkan telah melapor ke pihak Kejaksaan Agung, yang meneruskannya ke jaksa keamanan negara, yang menangani kasus terorisme dan tuduhan politis lainnya.

Sementara, pengacaranya, kepada jaringan televisi el-Faraeen mengatakan, ornamen pada kaktus merujuk pada bom. Apalagi, kaktus tersebut memiliki 4 cabang, yang diduga mewakili kelompok Ikhwanul Muslimin, Rabaah -- untuk memperingati korban kekerasan mematikan dekat Masjid Rabaah el-Adawiya di timur Kairo. Rabaah adalah kata dalam Bahasa Arab untuk 'empat'.

Vodafone: Tuduhan Irasional

Sementara, pihak Vodafone Mesir mengakui, jaksa memanggil perwakilan pihaknya dan menanyakan soal tuduhan itu. Namun menekankan, jaksa sama sekali tak membuat tudingan itu.

Perusahaan tersebut mengatakan, tuduhan yang dialamatkan ke pihaknya 'irasional'.

Vodafone Mesir mengatakan, iklan tersebut bertujuan untuk menjelaskan bagaimana untuk mengaktifkan kartu SIM Vodafone dan agar masyarakat tertarik dengan produk mereka.

"Iklan tersebut tidak mengandung pesan lain. Dan setiap penafsiran berbeda hanya imajinasi atau pendapat pribadi dari beberapa yang menontonnya."

Akhir September 2013, pengadilan di Mesir melarang Ikhwanul Muslimin melakukan 'semua aktivitas' dan memerintahkan agar aset gerakan itu disita.

Pengadilan di Kairo mengatakan keputusan itu berlaku bagi gerakan Islamis itu, lembaga swadaya masyarakat yang dinaungi serta kelompok terkait lain.

Pemerintah Mesir yang didukung militer melakukan sejumlah langkah keras terhadap gerakan ini sejak Presiden Mohammed Morsi - yang berasal dari kelompok ini- digulingkan pada Juli lalu.

Sejak itu, Ikhwanul Muslimin mengorganisir unjuk rasa menentang pemerintah baru.

Mesir beberapa kali mengalami serangan bom, termasuk pemboman bunuh diri di sebuah markas keamanan pada bulan lalu yang menyebabkan 16 orang tewas di Nile Delta. Kelompok Ansar Beit al-Maqdis, yang terinspirasi Al Qaeda mengaku bertanggung jawab.

Sementara, Kementerian Dalam Negeri pada Rabu kemarin mengumumkan, 8 kendaraan polisi dilaporkan dicuri oleh 'kelompok yang berafiliasi dengan teroris', dan bisa jadi digunakan dalam serangan dengan sasaran institusi penting atau kepolisian. (Ein/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini