Sukses

Skandal `Tumpukan Duit di Kotak Sepatu`, PM Turki Bongkar Kabinet

Gonjang ganjing menyusul kemunduran 3 menteri. Muncul wacara, PM Erdogan sebaiknya ikut mundur.

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan perombakan kabinet besar-besaran menyusul keputusan mundur 3 menterinya terkait penyelidikan kasus korupsi. Erdogan mengumumkan nama 10 menteri baru.

Jumlah reshuffle ini hampir setengah dari jumlah anggota kabinetnya. Perombakan dilakukan setelah ada pertemuan dan pembicaraan dengan Presiden Abdullah Gul.

Salah satu yang kehilangan kursinya adalah Menteri Urusan Hubungan Uni Eropa, Egemen Bagis. Bagis dituduh terlibat dalam skandal korupsi namun belum ditahan dan didakwa secara resmi.

Sementara, 3 menteri yang mundur adalah Menteri Lingkungan Hidup Erdogan Bayraktar, Menteri Ekonomi Zafer Caglayan, dan Menteri Dalam Negeri Muammer Guler. Gara-gara anak-anak mereka ditahan dalam kasus korupsi.

Polisi sedang menyelidiki dugaan transfer uang haram ke Iran dan suap terkait proyek-proyek konstruksi. Ketiganya membantah tuduhan yang dialamatkan pada keluarganya itu.

Lebih jauh lagi, Erdogan Bayraktar minta agar sang perdana menteri ikut mundur. Alasannya, sebagian besar proyek konstruksi yang diselidiki aparat dilaksanakan atas persetujuan PM.  "Aku hanya ingin menyampaikan pendapat bahwa perdana menteri terhormat juga harus mengundurkan diri," kata Bayraktar.

Sebaliknya, PM Erdogan menyebut, penyelidikan polisi sebagai "permainan kotor" -- plot oleh kekuatan asing dan dari Turki sendiri. Tujuannya, diduga untuk mendiskreditkan pemerintah menjelang pemilihan lokal pada bulan Maret.

Tak hanya menimbulkan gonjang ganjing di pemerintahan, kemunduran 3 menteri juga ikut memanaskan situasi ibukota Istanbul. Para pemrotes turun ke jalan memprotes korupsi dalam pemerintahan. Mereka sempat terlibat bentrok dengan polisi anti-huru hara.

Tumpukan Duit di Kotak Sepatu

Anak eks Menteri Caglayan dan Guler, bersama dengan CEO bank milik negara Halkbank, ada di antara 24 orang yang ditangkap atas tuduhan suap. Sementara putra Bayraktar sempat ditahan dalam rangka penyelidikan, namun akhirnya dibebaskan.

Laporan media setempat menyebut, polisi menyita uang sebesar US$ 4,5 juta atau Rp 54,8 miliar (dalam kurs hari ini) yang disimpan di kotak sepatu di rumah CEO bank. Sementara lebih dari US$ 1 juta dalam bentuk uang tunai dilaporkan ditemukan di rumah putra Guler yang bernama Baris.

Sejumlah pengamat meyakini, skandal bermuara dari perebutan kekuasaan antara pemerintah Erdogan dan ulama berpengaruh, Fethullah Gulen -- yang disebut-sebut punya pengaruh besar di kepolisian dan lembaga pengadilan.

Gulen sendiri telah membantah terlibat dalam penyelidikan. Ia meninggalkan Turki pada tahun 1999 setelah dituduh oleh pemerintah merencanakan mendirikan negara Islam. Dia akhirnya dibebaskan dari tuduhan itu, tapi tidak pernah kembali ke Turki. Gulen diketahui tinggal di Pennsylvania, AS. (Ein/Ism)

Baca juga:
Terjerat korupsi 14 Perwira Tinggi Polisi Turki Dipecat
Arkeolog Temukan Ular dan Anjing 'Penjaga Gerbang Neraka'






* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.