Sukses

Organic farming di Srigading, Sanden

Apa sih pertanian organik itu? Mungkin sebagian di antara kalian masih ada yang belum paham mengenai organic farming.

Citizen6, Yogyakarta: Apa sih pertanian organik itu? Mungkin sebagian di antara kalian masih ada yang belum paham mengenai organic farming. Kesempatan ini akan kami berikan gambaran mengenai organic farming yang sudah IAAS LC UGM terapkan di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penasaran?

Organic farming ini menjadi isu utama yang diangkat oleh IAAS Local Committee Universitas Gadjah Mada, menilik fakta yang ada di sektor pertanian kita saat ini yang lebih familiar dengan bahan kimia. Jika tanah secara terus-menerus diberi pupuk kimia dan pestisida kimia, maka kondisi tanah pertanian kita akan semakin hancur akibat keracunan bahan kimia. Nggak bisa dibayangkan kalau kondisi tanah pertanian kita sepuluh tahun ke depan jadi berwarna biru akibat terlalu banyak mengonsumsi pupuk kimia.

Village Empowering Programme atau yang biasa disingkat VEP merupakan salah satu program kerja yang wajib ada di dalam Project Departement setiap Local Committee. Sejak awal tahun 2013 lalu, IAAS LC UGM telah bekerja sama dengan warga Dukuh Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Program yang dilakukan dalam VEP antara lain vertikultur, pembuatan biogas, pisangisasi serta pembuatan pupuk organik dan pestisida organik. Namun saat ini program yang sudah dijalankan oleh warga yaitu vertikultur dan pembuatan pupuk kompos.

Saat ini, IAAS LC UGM membina tujuh kelompok warga, dimana dalam satu kelompok warga terdiri atas 7-9 orang. Kegiatan pembuatan vertikultur sudah berlangsung sejak Februari 2013 lalu. Vertikultur merupakan salah satu cara untuk bercocok tanam di lahan yang sempit, baik dengan menggunakan media pipa pralon, bambu, maupun karung beras yang disusun vertikal. Vertikultur sudah dijalankan oleh tiga kelompok warga yang menanam terong, cabai dan tomat. Sampai Desember ini perkembangan vertikultur berada pada fase tanamannya sudah mulai tumbuh dan berbuah.

Gimana untuk monitoring programnya? IAAS LC UGM membantu kegiatan vertikultur warga dengan melakukan monitoring setiap dua minggu sekali dengan menemui setiap ketua kelompok untuk melaporkan perkembangan serta kendala yang sering terjadi dalam pembuatan vertikultur tersebut.

Nah program vertikultur sudah cukup berkembang dengan baik nih. Selanjutnya pembuatan pupuk kompos! Awal Maret 2013 lalu, IAAS LC UGM membantu warga dalam pembuatan pupuk kompos yang terdiri atas kotoran sapi yang dicampur dengan sekam, tetes tebu dan bioaktivator EM-4. Pembuatan pupuk kompos sudah berlangsung selama tiga minggu dan masih dalam tahap fermentasi sehingga pupuk kompos belum dapat digunakan oleh warga untuk kegiatan pertanian.

Harapannya dalam kegiatan VEP ini semua kelompok warga dapat menjalankan program vertikultur dan pembuatan pupuk kompos ini secara berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga. Pun dapat menunjang kegiatan pertanian warga setempat yang bermatapencaharian petani agar dapat menjadi petani mandiri. Go organic farming! (kw)

Penulis:
Sapto Adi Nugroho adalah staf ahli Public Relations Department IAAS LC UGM

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini