Sukses

Misi Damai PBB, 126 Personel Yonif Infanteri RI Diutus ke Sudan

126 personel Batalyon Infanteri 700/Raider akan dikirim ke Sudan guna menjalani misi perdamaian PBB

Berbasis Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan, 126 personel Batalyon Infanteri 700/Raider akan dikirim ke Sudan guna menjalani misi perdamaian PBB yang akan dilaksanakan pada Bulan April 2014 mendatang. Diharapkan, bala bantuan ini bisa meredam konflik yang terjadi di negara Timur Tengah itu.

"Kami merupakan satuan pemukul yang memiliki kemampuan anti-teror. Kami yakin akan bisa membantu mengamankan konflik internal Sudan," ungkap Komandan Batalyon Infanteri 700/Raider, Letkol Infanteri Dody Tri Winarto, saat ditemui dalam acara Press Tour di Markas Besar Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Batalyon Infanteri 700/Raider, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (13/12/2013).

Menurut Dody, Tim Raider Mayor Kharisma ini  akan diturunkan di daerah Masteri, Sudan. Daerah tersebut dinilai sebagai daerah yang paling rawan terjadinya konflik internal. Nantinya, ratusan personel Raider yang dikirim tersebut akan dipimpin Wakil Komandan Yonif 700/Raider Mayor Kharisma Chandra Krista. 

"Masteri itu terletak dekat dengan Jebel Amir dan Jebel Marra dinilai sebagai salah satu daerah yang paling rawan," ujar Kharisma.

Guna melengkapi perbekalan sebelum diberangkatkan ke Sudan, seluruh personel Infanteri 700/Rider akan diberikan pelatihan. Seluruh personel yang akan diberangkatkan itu akan digembleng selama 1 bulan di Kota Hujan Bogor, Jawa Barat.

Dody menjelaskan, pelatihan tersebut akan dilakukan pada awal Tahun 2014 mendatang.  "Saat ini yang kami persiapkan dalam mengikuti pelatihan di PMPP (pusat misi pemeliharaan perdamaian) di Sentul, bogor, selama 1 bulan. Pelatihan akan  dilaksanakan pada bulan Januari mendatang," imbuhnya

Anggota tim, papar Dody, akan dikenalkan organisasi PBBnya secara garis besar, dan di mana wilayah operasinya. Dari Mabes TNI sudah mempersiapkan perwira di Sudan untuk melakukan survei lapangan. Melalui hasil survei tersebut akan diperoleh data bagi tim guna menelaah situasi di sana. Soal peralatan, ungkap Kharisma, satuannya hanya senjata SS1-R5 Raider.  "Peralatan lain akan disiapkan oleh Satgas dari Mabes TNI," ujarnya.

Dia menambahkan, status Sudan saat ini merupakan daerah operasi paling berbahaya. Ini membuat timnya berpotensi menghadapi benturan langsung dengan pemberontak Sudan.

Untuk itu, timnya diberikan otoritas penggunaan senjata berdasarkan penilaian terhadap seseorang atau satu kelompok yang bisa membahayakan diri dan pasukan. Di informasikan, Tim Yonif 700/ Raider akan bergabung dengan 650 pasukan dari TNI AD dan 150 pasukan dari TNI AL. Di sana, Tim Raider akan bertugas selama 1 tahun. (Dji/Riz).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.