Sukses

Tweet #cawapressby, Max Demokrat: Anas Jatuhkan SBY

"Itu (pernyataan Anas) Pak SBY haus jabatan. Pak SBY tidak memiliki faham seperti itu," kata Max.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua menilai bahwa usulan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum agar Presiden SBY maju lagi dalam pilpres 2014 mendatang sebagai calon wakil presiden (cawapres) sangat tidak tepat. Bahkan terkesan menjatuhkan nama SBY.

"Pernyataan Anas itu menjatuhkan Pak SBY. Pak SBY sudah menjadi presiden 2 periode. Berarti alangkah janggalnya beliau harus turun menjadi wapres lagi," kata Max saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Lebih jauh, Max juga menjelaskan bahwa secara tidak langsung Anas menyuruh agar Presiden SBY harus mempertahankan jabatan meski sudah dua periode berturut-turut menjadi Presiden. Padahal, lanjut Max, SBY tidak memiliki paham haus jabatan.

"Apakah dia haus jabatan. Itu (pernyataan Anas) Pak SBY haus jabatan. Pak SBY tidak memiliki faham seperti itu. Dia menyelesaikan tugasnya dengan baik dan saya percaya dia menyelesaikan tugasnya 2 periode sesuai UU. Dia berprinsip sesuai UU itu," tuturnya.

"Saya pikir posisinya tidak strategis untuk jadi cawapres karena dia (SBY) sudah 2 periode menjadi presiden," tambahnya.

Anggota Komisi I DPR RI itu menjelaskan, Partai Demokrat menganggap pernyataan Anas tersebut tidak tepat. Bahkan ia menduga bahwa opini Anas tersebut bernuansa negatif.

"Saya tidak melihat kalimat yang positif dari Anas dengan mengatakan Pak SBY untuk jadi cawapres. Karena semua orang tahu bahwa SBY sudah memimpin 2 periode. Dan dia membuat konvensi untuk orang lain menjadi capres," tegasnya.

"Meski Anas mengatakan peserta konvensi memiliki elektabilitas yang rendah. Saya pikir itu sebuah risiko politik yang diambil, agar peserta bekerja menaikan elektabilitasnya," tutup Max.

Sebelumnya, Anas mengusulkan agar Demokrat mendorong SBY kembali maju pada Pemilu 2014, namun sebagai calon wakil presiden. Anas beralasan, tidak ada tokoh Demokrat yang sebanding dengan SBY.

Selain itu, Anas menilai tidak ada tokoh mumpuni dari 11 peserta konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat. Seluruh peserta konvensi masih harus bekerja keras untuk memoles popularitas untuk mendapatkan tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang tinggi.

Jika kemudian Demokrat benar-benar mencalonkan SBY sebagai cawapres, lanjut Anas, maka akan banyak capres yang tertarik dan bahkan memburu untuk berpasangan. (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini