Sukses

KPK Sebut Korupsi Banten Kejahatan Keluarga

Keluarga Ratu Atut Choisiyah terindikasi melakukan korupsi dalam sejumlah proyek di Provinsi Banten. Ada keterkaitan di antara proyek itu.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan sedang mendalami dugaan keterlibatan keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah dalam sejumlah kasus korupsi, seperti kasus korupsi alat kesehatan di Tangerang Selatan.

"Kita masih melakukan pendalaman terus, karena kita ingin membongkar kasus di Banten secara total. Kasus itu kan banyak, tidak cuma kasus di Tangsel, tapi di Provinsi Banten, banyak sekali pengaduan masyarakat," kata Ketua KPK Abraham Samad di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Samad menegaskan, pihaknya akan memanggil keluarga Atut satu per satu terkait pengaduan masyarakat tersebut. "Oleh karena itu kita ingin memeriksa satu per satu dan ingin mensinergikan karena antara satu dengan yang lainnya punya keterkaitan," tegasnya.

Selain itu, KPK juga akan terus memeriksa sejumlah saksi guna melengkapi bukti dan keterangan yang sudah ada. "Kita juga masih memerlukan beberapa informasi dan keterangan," ujar Samad.

Dia menjelaskan, KPK sebenarnya sudah melihat indikasi adanya praktik korupsi di dalam birokrasi Provinsi Banten. Menurutnya, jika ditemukan dugaan korupsi dalam beberapa proyek pembangunan dalam satu pemerintahan, biasanya ada keterkaitan.

"Selain korupsi yang ada di Tangsel atau alat kesehatan itu banyak hal yah. Itu bansos dan alkes itu ada juga di tingkat provinsi, tak hanya di Tangsel. Terus pembangunan-pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya yang kita telusuri agar kita bisa melihat. Soalnya antara satu proyek dengan proyek lainnya itu ada keterkaitan," pungkas Samad.

Rencananya, Ratu Atut dan adik iparnya, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany akan diperiksa KPK hari ini. Atut dan Airin diperiksa sama-sama untuk kasus dugaan sidang suap sengketa Pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi. Namun, hingga kini keduanya belum tiba di Gedung KPK. (Ado/Yus)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.