Sukses

`Gusdurian` Menuntut Keadilan DPR

Masa kepemimpinan Presiden SBY ternyata memiliki kesamaan pada masa Presiden Gus Dur. Namun ada perbedaan perlakuan dari DPR.

Masa kepemimpinan Presiden Gus Dur dan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai memiliki sedikit kesamaan di berbagai sisi. Namun kesamaan tidak terjadi saat DPR memperlakukan Gus Dur dengan SBY. Maka itu pendukung Gus Dur yang biasa disebut 'Gusdurian' itu menuntut keadilan kepada DPR, seperti masa Gus Dur.

"Gusdurian bilang sama saya nanti waktu acara haul, temanya Gusdurian Menuntut Keadilan. Saya setuju dengan tema itu," ujar pengamat politik yang juga mantan juru bicara Gus Dur, Adhie Massardi dalam acara diskusi bertajuk 'Mencari Sosok Gus Dur Baru' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat (29/11).

Adhie menjelaskan, kesamaan tersebut jika dilihat dari orang-orang terdekat Presiden yang terlibat korupsi. Ia mencontohkan tersangka skandal Buloggate Suwondo yang memiliki kedekatan dengan Presiden Gus Dur kala itu. Akibat kedekatannya itu, DPR membentuk panitai khusus (pansus) untuk menyelidiki kaitan Gus Dur dengan kasus Buloggate.

Meski tidak terbukti terlibat, lanjut Adhie, skandal tersebut berujung pada pelengseran Gus Dur ketika menjadi Presiden.
"Padahal Suwondo itu cuma nipu doang, kalau mereka ini kan makan uang rakyat. Tapi kenapa sekarang kenapa DPR nggak ada niat bikin pansus ya," ujar Adhie.

Adhie pun menyebut sejumlah politisi Demokrat dan orang dekat SBY yang terjerat kasus korupsi. Mantan Menpora Andi Mallarangeng, mantan Anggota Komisi x DPR Angelina Sondakh dan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhamad Nazarudin disebut sebagai elite Demokrat pimpinan Presiden SBY. Kasus korupsi mereka juga dilakukan saat Presiden SBY berkuasa.

"Andi Mallarangeng itu 4.000% orangnya Presiden, Angelina Sondakh, Nazarudin juga 4.000% orang Presiden," kata Adhie.

Namun kenyataanya, kata Adhie, saat ini DPR tidak membentuk pansus untuk menyelidiki hubungan SBY dengan kasus korupsi yang dilakukan kader Demokrat seperti kasus Hambalang dan Wisma Atlet SEA Games. (Rmn/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.