Ahok Tolak Jabatannya Dimanfaatkan Gerindra

Jabatan pemerintahan yang diperoleh melalui dunia politik, seperti gubernur dan wakil gubernur, terkadang rawan kepentingan. Terutama kepentingan partai yang mengusung seorang tokoh untuk menjabat sebagai kepala daerah tersebut.

Tidak terkecuali dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang merupakan kader Partai Gerindra untuk diusung menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengakui bahwa kepentingan partai tidak dapat dihindari. Seperti beban untuk membantu meningkatkan elektabilitas partai atau orang titipan partai untuk menjabat di pemerintahan.

Mantan anggota Komisi II DPR ini mengaku, dari awal diajak dalam Pilkada DKI Jakarta, ia sudah menegaskan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo bahwa dirinya tidak ingin terlibat terlalu dalam di partainya. Ia menolak jika jabatannya di Pemprov DKI dimanfaatkan oleh partai.

"Kalau saya kerja sukses, partai ketiban juga kan. Elektabilitasnya jadi naik juga. Jadi nggak usah titip-menitip kepada saya," ujar Ahok di Grand Indonesia, Jakarta Selatan, Sabtu (23/11/2013).

Pria yang pernah menjabat Bupati Belitung Timur ini menambahkan, dipilihnya dia dan Jokowi yang berasal dari luar Jakarta kemungkinan karena figur di ibukota dianggap tidak ada yang kompeten mewakili partai untuk diajukan sebagai kepala daerah di Jakarta. Partai Gerindra atau PDIP melihat rekam jejak mereka berdua yang cukup bersih. Sehingga mereka ditarik ke ibukota untuk memimpin Jakarta.

"Pemain politik di sini mungkin kurang becus. Jadi kami yang di daerah ditarik," tandas Ahok. (Riz)