Sukses

Ratusan Pria dan Wanita Demo Pakai Rok Mini di Kolombia

Para demonstran meneriakkan slogan protes, "Rok mini tidak akan mengundang pelecehan seksual. Tidak akan, tidak akan!"

Ratusan orang di Bogota, Kolombia, menggelar demonstrasi dengan cara yang tak lazim, yakni mengenakan rok mini. Tak hanya wanita, pria yang ikut beraksi pun memakai rok mini.

Seperti dimuat France 24, Senin (18/11/2013), demonstrasi digelar di luar sebuah restoran terkenal di Kota Bogota. Ada sekitar 200 orang yang ikut demonstrasi. Ada sekitar 100 personel polisi dikerahkan ke lokasi demonstrasi untuk mengamankan situasi.

Para demonstran meneriakkan slogan protes, "Rok mini tidak akan mengundang pelecehan seksual. Tidak akan, tidak akan!"

Aksi protes dipicu oleh pernyataan seorang pemilik restoran, Andres Jaramillo yang menyatakan, seorang wanita yang mengenakan rok mini wajar menjadi korban pemerkosaan karena pakaiannya itu bisa mengundang hasrat lelaki.

"Wanita itu tampil mengenakan rok mini yang ditutup dengan mantel. Itu bermain api namanya. Lalu dia mengaku telah diperkosa saja. Lalu mencoba untuk menebus dosa," sindir Andres kepada seorang wanita korban pemerkosaan.

Pelecehan dan kekerasan seksual itu terjadi di tempat parkir restoran milik Andres, bulan lalu. Wanita itu sempat makan di restoran Andres. Dan baru-baru ini mengaku dirinya menjadi korban pemerkosaan.

Seorang perempuan bernama Mar Candela yang ikut berdemonstrasi menyatakan dirinya prihatin atas apa yang dikatakan Andres. Menurut dia, ucapan itu sangat tidak pantas dan melecehkan. Dia juga mengaku miris bahwa banyak wanita yang sependapat dengan Andres.

"Sayangnya, banyak wanita yang berpikiran sama dengan Andres," sesal Mar.

Namun pendapat berbeda disampaikan anggota Dewan Bogota, Angela Robledo. Menurut dia, memakai rok mini memang bisa memicu terjadinya pelecehan seksual. "Hal ini seperti pendapat kebanyakan orang," ujar Angela.

Berdasarkan data dari Dewan Tinggi Persamaan Gender Kolombia, kekerasan seksual terhadap wanita cukup sering terjadi. Pada 2010, ada sedikitnya 44 kasus kekerasan seksual yang menimpa setiap 100 ribu warga. (Riz/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.