Sukses

Nonton Drama Korea Diganjar Eksekusi Mati di Korut

Dilaporkan sebanyak 80 orang dieksekusi mati di depan umum awal bulan ini di 7 kota di Korut.

Kabar tak mengenakkan berhembus dari Korea Utara. Dilaporkan sebanyak 80 orang dieksekusi mati di depan umum awal bulan ini di 7 kota di Korut, termasuk Pyongyang.

Ini adalah eksekusi mati berskala besar pertama yang diduga dilakukan rezim Kim Jong-un. Demikian dilaporkan JoongAng Ilbo, seperti dilansir media Korsel, Korea Joongang Daily, Senin 11 November 2013.

Eksekusi dilakukan Minggu 3 November lalu, demikian menurut sumber yang dekat dengan urusan internal Utara, yang baru-baru ini mengunjungi Korut.

Dilaporkan, bahwa orang-orang dieksekusi untuk kesalahan yang relatif ringan, seperti menonton drama Korea Selatan dan mendistribusikan materi pornografi.

Masing-masing orang dilaporkan dieksekusi di masing-masing kota, termasuk Wonsan di Provinsi Kangwon, Chongjin di utara Provinsi Hamgyong, Sariwon di utara Provinsi Hwanghae, dan Pyongsong di Pyongan Utara.

Di Wonsan, 8 orang diikat di sebuah stadion lokal, dengan kepala ditutupi karung putih. Sesaat kemudian mereka diberondong senapan mesin.

Menurut saksi mata, aparat di Wonsan mengumpulkan 10 ribu orang, termasuk anak-anak di Stadion Shinpoong, yang punya kapasitas 30 ribu penonton. Mereka dipaksa menyaksikan eksekusi.

"Aku mendengar dari penduduk bagaimana mereka melihat dengan tatapan penuh teror jasad-jasad yang diberondong senapan, yang bahkan tak bisa lagi diidentifikasi setelahnya," kata sumber.

Para korban di Wonsang mayoritas dituduh menonton drama Korsel yang diselundupkan ke wilayah utara. Ada juga yang disangka terlibat dalam prostitusi atau memiliki Injil. Rekan atau kerabat mereka yang dieksekusi dikirim ke kamp penjara.

Alasan eksekusi sendiri tak jelas. Namun, eksekusi dilakukan di kota-kota pusat pembangunan ekonomi.

Wonsan adalah kota pelabuhan, di mana Kim Jong-un berencana mengubahnya menjadi destinasi wisata, dengan membangun fasilitas liburan seperti hotel, bandara, dan resort ski di Gunung Masik.

Diduga, eksekusi yang dilaksanakan serentak di akhir pekan di tujuh kota menunjukkan tindakan ekstrem pemerintah pusat untuk membasmi keresahan masyarakat atau semangat kapitalistik yang menyertai proyek-proyek pembangunan.

Hukum Korea Utara memungkinkan eksekusi mati untuk mereka yang dianggap bersekongkol untuk menggulingkan pemerintah, makar, dan terorisme. Namun, Korut juga dilaporkan kerap melakukan eksekusi publik untuk kejahatan ringan seperti aktivitas keagamaan, penggunaan ponsel, dan pencurian makanan -- untuk mengintimidasi publik.

Eksekusi 'Mantan Pacar'

Sebelumnya, pada 21 September 2012, koran Jepang, Asahi Shimbun melaporkan, 9 anggota Unhasu Orchestra atas tuduhan merekam adegan seks dan menjual videonya. Termasuk di antaranya adalah mantan kekasih Kim Jong-un, Hyon Song-wo.

Rumor menyebut, eksekusi terhadap seniman negara, yang sebelumnya jarang dilakukan -- termasuk mantan kekasih Kim Jong-un adalah dilakukan demi menghapus rumor gaya hidup dekaden ibu negara, Ri Sol-ju saat masih menjadi penyanyi.

Media tersebut juga mengabarkan, polisi secara rahasia merekam pembicaraan antara para seniman yang mengatakan, "Ri (Ri Sol-ju) dulu juga bermain seperti apa yang telah kami lakukan," demikian dimuat News.com.au, 22 September 2013.

Namun, pihak Korut membantah keras kabar tersebut. [Lihat: Korut Bantah Eksekusi `Video Erotis` Terkait Masa Lalu First Lady]

Kantor berita Korut, KCNA mengatakan, laporan berita tersebut sebagai bikinan oknum 'psikopat' dan 'maniak konfrontasi' di pemerintahan Korsel dan media. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.