Sukses

Bambang Golkar: Buku SBY Tak Pulihkan Kepercayaan Publik

Menurut Bambang, pembuatan buku tersebut merupakan hak Presiden SBY.

Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menyambut baik rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan' untuk menjawab kritik yang tertuju kepadanya selama ini. Menurut Bambang, pembuatan buku tersebut merupakan hak Presiden SBY.

"Kalau benar Presiden ingin menjawab atau menanggapi kritik masyarakat melalui buku yang ditulisnya sendiri, saya dan juga semua pihak harus menghormati langkah itu. Sebab itu adalah hak presiden," jelas Bambang dalam pesan singkatnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Namun menurutnya, buku tersebut sudah pasti akan mendapat sorotan publik. Lantaran, publik nantinya akan kritis saat membaca isi buku dengan realita yang selama ini terjadi di pemerintahan.

"Muatan buku itu sudah barang tentu akan berhadap-hadapan dengan persepsi publik atas berbagai aspek dari Presiden SBY. Mulai dari kualitas kepemimpinan, kualitas kebijakan, derajat sensitivitas atau kepedulian Presiden terhadap aneka persoalan yang menyelimuti rakyat," terang dia.

"Kejujuran Presiden, juga tentang bersih tidaknya Kabinet Indonesia Bersatu hingga kedekatan Presiden dan keluarganya dengan sejumlah orang bermasalah seperti sosok Bunda Putri, Sengman serta Bu Pur," imbuh Bambang.

Anggota Komisi III DPR ini juga yakin jika buku itu akan membelah opini publik selama ini tentang SBY. "Ada yang setuju dengan posisi, pendirian, dan tanggapan presiden. Sebaliknya, akan ada juga arus kecaman dan kritik terhadap muatan buku itu," tuturnya.

Kendati begitu, dia ragu buku itu bakal mengembalikan kepercayaan publik terhadap SBY. Terlebih, lanjut dia, isu terkini kerap kali menyudutkan Presiden dan beberapa fakta yang belum terungkap.

Salah satu contohnya, kata dia, isu Bu Pur, Bunda Putri dan Sengman yang masih membuat publik bertanya-tanya tentang hal itu. Belum lagi soal sikap pasif SBY saat Indonesia disadap negara lain yakni Amerika Serikat dan Australia.

"Saya ragu buku itu akan menguatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap presiden, mengingat tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden terus menurun," tutur dia.

"Saya bahkan khawatir muatan buku itu akan menjadi celah baru bagi masyarakat untuk meningkatkan kecaman terhadap Presiden," pungkas Bambang. (Ali/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini