Sukses

Bocah Korban Topan: "Mama, Lepaskan Saya, Selamatkan Dirimu!"

Masih terngiang-ngiang kata-kata terakhir bocah korban topan Haiyan di telinga sang ibu.

Topan Haiyan yang menerjang Filipina menyisakan duka mendalam bagi Bernadette Tenegra, seorang guru SMA di Kota Tacloban, Filipina Tengah. Anaknya tak terselamatkan, meninggal dunia karena tertusuk serpihan kayu.

Bernadette sangat menyesalkan dirinya tak bisa menyelamatkan buah hatinya. Masih terngiang-ngiang di telinga ibu 44 tahun ini, kata-kata terakhir dari putrinya.

"Mama, lepaskan saya, selamatkan dirimu!" cerita Bernadette, seperti dimuat media Filipina Inquirer.net, Senin (11/11/2013).

"Aku terus memeluknya, tapi dia tak kuat dan menghembuskan nafas terakhir," imbuh dia.

Topan 'monster' ini telah melahap habis 6 pulau di Filipina. Banyak bangunan dan perumahan yang hancur. Sebagian besar korban tewas terjadi di Pulau Leyte. Bencana ini juga membuat aktivitas warga lumpuh. Listrik mati dan jalur transportasi tak bisa dilalui.

Saat kejadian, Tenegra dan keluarga tetap bertahan di rumah mereka, Desa Barangay. Mereka yakin badai itu hanya sementara karena perubahan cuaca. Tapi nyatanya air terus naik merubuhkan dan menghanyutkan rumah.

Tenegra mencoba menyelamatkan diri. Mereka sebenarnya berhasil ke tempat yang lebih aman. Tapi putri Tenegra terjebak dalam arus air dan tak kuat lagi bertahan.

Cerita lain datang dari tentara Filipina Richard Bilisario. Dia mengaku mengalami langsung datangnya topan Haiyan, namun ia berhasil selamat. "Awalnya hanya angin kecil. Lalu terdengar pekikan petir. Aku buka pintu ternyata air sudah selutut masuk ke dalam rumah."

Saat itu, Richard dan teman-temannya tergerus air. Ia berhasil bertahan, tapi 4 temannya dilaporkan hilang terbawa arus. Hal serupa dialami ratusan penduduk Filipina lainnya.

Serang Vietnam

Setelah menyerang Filipina, Topan Haiyan menerjang Vietnam pada Minggu 10 November kemarin. Dampaknya pun tak kalah dahsyat. Palang Merah Vietnam tengah mengevakuasi 100 ribu orang, termasuk orangtua dan anak-anak.

Topan Haiyan memang sedikit melemah saat menghantam Vietnam. Jika di Filipina kecepatannya mencapai 315 kilometer per jam, di Vietnam kecepatannya hanya 120 kilometer hingga 150 kilometer per jam.

Namun, tetap saja sejumlah kerusakan terjadi, bahkan menyebabkan tanah longsor pada pukul 04.00 waktu setempat. Palang Merah Vietnam memprediksi badai ini akan menyebabkan hujan lebat dan banjir di Hanoi, ibukota negara itu.

Topan Haiyan diprediksi sedang menuju China. Saat ini, China tengah mengalami hujan deras. Pemerintah dan warga bersiap-siap menyelamatkan diri. (Riz/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.