Sukses

Horor Topan Filipina, Korban Selamat Kelaparan Mirip `Zombie`

Korban jiwa diperkirakan mencapai 10 ribu orang. Nestapa juga dialami korban yang selamat. Tanpa makanan dan air.

Bangunan yang rubuh, tiang listrik tumbang menghalangi jalan, genangan air di sana-sini, jasad-jasad berserakan, dan bergelantungan di pohon, Kepala Badan Palang Merah Filipina menggambarkan, dampak Topan Haiyan sebagai 'kekacauan absolut'.

Lebih dari 10 ribu orang diyakini tewas di kota Tacloban dan ratusan jiwa diduga melayang di lokasi sekitarnya. Sementara ratusan ribu orang mengungsi. Topan juga meratakan rumah-rumah, sekolah, juga bandara. Haiyan juga 'mengacau' di wilayah lain, memicu tanah longsor di utara Vietnam, dekat perbatasan dengan China.

Empat juta orang terkena dampak di Filipina, dan banyak yang sekarang berjuang untuk bertahan hidup tanpa makanan, tempat tinggal atau air minum bersih.

Usaha penggalangan dana internasional telah berlangsung. Sementara petugas penyelamat lokal telah berjuang mencapai sejumlah kota dan desa yang terputus akibat badai .

"Ada banyak sekali korban, banyak orang mati di seluruh tempat, banyak kehancuran," kata Richard Gordon, Ketua Palang Merah Filipina, seperti dimuat BBC, Senin (11/10/2013).

"Terjadi kekacauan absolut saat ini, namun diharapkan akan berangsur lebih baik seiring makin banyaknya bantuan yang masuk ke area tersebut," kata dia.

Jalanan kini dibersihkan untuk memungkinkan para pekerja masuk ke area terdampak.

Laporan sementara dari Dewan Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Filipina menyebut, 255 orang dikonfirmasi tewas pada Minggu pukul 22.00 GMT atau Senin pukul 05.00 WIB. Sementara hampir 630 ribu orang mengungsi. Para petugas memperingatkan, jumlah mereka yang tewas akan naik secara signifikan.

Topan Haiyan -- salah satu yang terkuat -- menyapu 5 pusat kepulauan Filipina Jumat lalu dengan kecepatan 235 km/jam.

"Dunia belum pernah menyaksikan badai seperti ini sebelumnya," kata Senen Mangalile, Konjen Filipina untuk Inggris.

Horor dan 'Zombie'

Tak terkira dampak topan bagi warga Filipina. Seperti dimuat situs National Post, di Tacloban dan wilayah sekitarnya di Pulau Leyte, konvoi bantuan kemanusiaan dijarah, juga apapun yang ada di toko-toko. Pelakunya adalah korban selamat yang kelaparan.

"Sejumlah orang kehilangan akal sehat gara-gara kelaparan dan kehilangan anggota keluarga," kata Andrew Pomeda, seorang guru di Tacloban.

Penduduk lokal turun ke jalan membawa senjata, beredar spekulasi Presiden Benigno Aquino III akan mendeklarasikan hukum keadaan darurat.

Tiga hari setelah Haiyan memicu gelombang mirip tsunami setinggi 17 kaki atau lebih dari 5 meter dan menenggelamkan siapapun yang terkena, penduduk makin khawatir. Belum banyak bantuan yang masuk.

"Orang-orang kotor, haus, dan lapar," kata  Emma Bermejo, pemilik toko kue. "Lihat saja dalam beberapa hari, bisa-bisa mereka mulai membunuh satu sama lain," kata dia.

Sementara, salah satu penduduk lokal menggambarkan, penduduk Tacloban yang shock, kehilangan rumah, dan tak punya makanan seperti bukan lagi manusia.

"Orang-orang berkeliaran di jalanan mirip zombie, mencari makanan," kata Jenny Chu, seorang pelajar.

Maritess Tayag (40) dan adiknya, Maryann (29) tiba di bandara dalam kondisi pusing , terguncang, dan haus -- namun bersyukur karena masih hidup setelah diterjang angin kencang dan ombak ganas Sabtu lalu. Mereka adalah penduduk Tacloban.

"Aku berada di rumah -- terjebak di kamar, air sudah setinggi hidung.  Aku tidak bisa bernapas dan mencoba untuk menyelamatkan diri, " kata Maritess Tayag  seperti dimuat USA Today.

Tak terbayang kekalutan saat itu. Maritess menangis dan berteriak minta tolong, tak ada satu pun yang datang.

Akhirnya, Maritess, adik, dan iparnya berhasil mencapai atap rumah. Tapi kakak lelaki dan ibunya tidak.

"Hal yang paling sulit adalah...melihat ibu Anda mengambang di tengah banjir dan Anda tidak tahu harus berbuat apa," sambung Maryann. "Aku tak bisa menyelamatkan ibuku, ia sudah tenggelam. Dan air itu bukan air laut bisa, tapi bercampur dengan air kotor -- warnanya hitam."

Kekacauan terjadi di sana-sini. Seperti adegan kota "Perang Dunia II". Semua orang ingin lari. "Hampir terjadi insiden saling injak di bandara. Semua orang mencoba masuk ke pesawat. Benar-benar kacau," kata Maryann.

Penduduk yang tinggal harus bertahan hidup tanpa listrik, saluran telepon. Air bersih dan makanan nyaris tak ada. (Ein/Yus)


Daftar Topan Paling Mematikan di Asia:

- September 1973, Topan menyapu Hong Kong, 11.000 orang tewas

- September 1959, Topan Vera menerjang Jepang, 5.238 tewas

- Agustus 1975, Topan Nina menyebabkan 229.000 orang meninggal di China, setelah menghancurkan Bendungan      Banqia.

- November 1991, Topan Thelma menerjang Filipina, menewaskan 5.000-8.000 orang.








* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini