Sukses

Coba Kabur, Gembong Curanmor Jaktim Tewas Ditembak Polisi

Gembong pencurian kendaraan bermotor itu terpaksa ditembak polisi karena berusaha melarikan diri.

Safarudin (31) harus merelakan nyawanya melayang di tangan petugas kepolisian. Gembong pencurian kendaraan bermotor itu terpaksa ditembak polisi karena berusaha melarikan diri saat diminta menunjukkan tempat komplotan lainnya.

Peristiwa berawal saat dirinya bersama salah satu rekannya, Mustofa beraksi di salah satu rumah di Kavling DKI RT 3/3, Pondok Kelapa, Jakarta Timur pada Senin 28 Oktober lalu. Keduanya berhasil mencuri sepeda motor Yamaha Vixion yang terparkir di depan rumah dengan merusak kunci menggunakan kunci letter T.

Nahas, seorang saksi memergoki aksi keduanya. Mereka mencoba melarikan diri dengan menghidupkan mesin motor. "Safarudin jatuh dari motor dan melarikan diri. Tapi, warga bisa menangkap Safarudin. Tapi Mustofa berhasil lolos," kata Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur, AKBP M Sholeh, Selasa 29 Oktober malam.

Dari tangan pelaku, petugas menyita 4 kunci letter T, 2 kunci magnet, dan uang Rp 4 juta yang diduga merupakan uang penjualan hasil kejahatan. Usai diperiksa di kantor polisi, Safarudin diminta menunjukan lokasi persembunyian komplotannya.

Pencarian menuju ke kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) di Cakung, Jakarta Timur. Namun, saat akan menunjukan lokasi persembunyian, Safarudin memberontak, melawan, dan melarikan diri.

"Setelah diberi tembakan peringatan, Safarudin tidak menggubris. Petugas lakukan tembakan ke bagian punggung. Namun, pelaku masih lari. Jadi kita lakukan tembakan kedua di bagian punggung," terangnya.

Petugas kemudian membawa Safarudin ke RS Polri, Kramat Jati untuk mendapatkam perawatan. Namun, nyawanya tak tertolong saat masih dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Berdasarkan pemeriksaan yang sempat dilakukan, Safarudin mengaku bisa mencuri 3 sepeda motor dalam sehari. Aksi itu dilakukan hanya dengan bantuan kunci letter T.

"Selama beraksi 6 bulan, dia sudah mencuri 29 sepeda motor. Dia beraksi tidak hanya di Jakarta Timur tapi di wilayah lain. Hanya lebih sering di Jakarta Timur," tandas Sholeh. (Riz/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini