Sukses

Kisah Buruh DKI: Gali Lobang Tutup Lobang, Hidup Serba Kurang

Para buruh di Ibukota merasa sulit memenuhi kebutuhan hidup dengan UMP Rp 2,2 juta yang berlaku saat ini.

Gaji Rp 3,7 juta jadi harga mati. Itulah tuntutan para buruh Ibukota. Jika tidak dipenuhi, para buruh di DKI Jakarta akan melakukan aksi mogok. Tak hanya di DKI, buruh dari berbagai daerah juga menuntut kenaikan upah 50% dari upah minimum regional yang berlaku sekarang ini.

Tuntutan itu didasari terus meroketnya harga kebutuhan pokok. Salah satu buruh di Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) Susanto (46), mengaku dengan gaji pokok Rp 2,2 juta selama ini tak mencukupi kebutuhan hidup di Ibukota.

"Ya pintar-pintar saya saja. Ya gali lobang tutup lobang. Sekarang sehari saja nggak mati Rp 100 ribu. Dari punya simpanan sampai harus diambilin terus tiap bulan nutupin hidup," kata Susanto di tengah demo di depan JICT, Jakarta Utara, Senin (28/10/2013).

Di JICT, Susanto bekerja sebagai operator le truck yang bertugas untuk mengecek muatan truk kontainer dan peti kemas yang keluar masuk. Dalam demo yang digelar bersama rekan-rekannya, dia tak segan mengajak istrinya.

"Ya buat semangat saja. Kan dia (istri) juga ngerasain sulit dengan gaji sekarang," ucap bapak yang punya 4 anak itu.

Sementara itu istri Susanto, Zubaidah (43), mengaku ikut berdemo karena ingin mendukung sang suami. Dia mengatakan biaya hidup saat ini amat mencekik keluarga. "Yang di rumah (istri) kan juga ngerasain susah. Ongkos Bapak berangkat kerja, anak-anak sekolah. Hidup nombok terus nggak punya tabungan," keluh Zubaidah.

Zubaidah berharap demo yang dilakukan bersama suaminya bisa didengar oleh pengusaha-pengusaha yang memperkejakan suaminya. Dalam demo ini Zubaidah juga terus berdoa untuk keberhasilan tuntutan para buruh. Yang artinya tuntutan suami dan buruh lainnya dapat dipenuhi.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi meminta para buruh menyampaikan tuntutan yang rasional. Untuk mengajukan tuntutannya, para buruh harus mempertimbangkan banyak faktor.

"Mestinya lihat, masuk logika atau tidak. Kita juga harus lihat faktor eksternal, ekonomi seperti apa," kata Jokowi di Silang Monas.  (Eks/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini