Sukses

Bom Meledak Dekat Bandara, Sebagian Besar Suriah Gelap Gulita

Sebagian besar wilayah di Suriah gelap gulita terkena pemadaman listrik, menyusul ledakan dekat bandara di ibukota Suriah.

Sebagian besar wilayah di Suriah gelap gulita terkena pemadaman listrik, menyusul ledakan dekat bandara di ibukota Suriah, Damaskus pada Rabu 23 Oktober waktu setempat.

Pasokan listrik terputus, setelah pemberontak menjatuhkan bom ke pipa gas yang memasok daya di pembangkit listrik.

"Seluruh wilayah di Ibukota gelap gulita dan pejabat mengatakan pemadaman listrik itu secara nasional," ujar warga yang tak mau disebutkan identitasnya seperti dimuat BBC dan dilansir Liputan6.com, Kamis (24/10/2013).

Pasca-ledakan bom itu, pihak berwenang pun telah mengerahkan tim untuk melakukan perbaikan.

"Serangan teroris pada pipa gas yang yang memasok listrik di selatan telah menyebabkan pemadaman listrik di provinsi itu, dan perbaikan sedang dilakukan," seperti diberitakan kantor berita negara Suriah, Sana, mengutip pernyataan Menteri Energi Imad Khamis.

Perbaikan tersebut untuk memulihkan pasokan listrik seperti semula, sambung Imad, bisa memakan waktu hingga 48 jam.

Ternyata pemadaman massal bukan terjadi pertama kalinya di Suriah. Banyak bagian Suriah telah mengalami pemadaman listrik sejak awal perang saudara di negara itu.

Kelompok aktivis yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia ( SOHR ) mengatakan pemberontak menargetkan penembakan pada kota Ghasula, sekitar 2 km dari bandara di Damaskus.

"Kemungkinan ini adalah operasi besar-besaran yang telah direncanakan sangat matang," kata Rami Abdel Rahman, Direktur Observatorium.

Menurut keterangan aktivis setempat, pasca-ledakan terlihat kobaran api besar dekat bandara. Namun belum diketahui pasti apakah ada orang yang terluka.

Sementara SOHR mengungkapkan ada korban luka akibat bom mobil yang meledak di sebuah pos pemeriksaan militer di pinggiran barat Damaskus. Beberapa korban merupakan pasukan keamanan yang sedang berjaga.

Kerja Sama Damaskus

Dalam perkembangan lain, badan yang bertugas menguak teka-teki penggunaan senjata kimia di Suriah mengatakan bahwa pihak Damaskus telah setuju bekerja sama untuk menyerahkan seluruh senjata yang dimiliki pada Kamis ini.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu, 23 Oktober, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan pihaknya akan mengumumkan hal itu ke publik Suriah dalam 24 jam berikutnya.

Untuk menguak misteri dugaan penggunaan senjata kimia, OPCW dan PBB mengerahkan 60 ahli dan staf pendukung di Suriah sejak 1 Oktober. Serangan mematikan menggunakan sejenis zat yang menelan sekitar 1.300 jiwa itu, memicu kemarahan internasional.

Mereka mengatakan, sejauh ini pemerintah Suriah telah bekerja sama dengan para pengawas tersebut. Sementara misi OPCW sendiri bergabung dengan PBB untuk menyingkirkan senjata kimia yang diduga digunakan Suriah. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini