Sukses

Terduga Teroris yang Tewas di Bone Perakit Bom

Suardi yang tewas dalam penangkapan Densus 88 Antiteror di Bone beberapa terlibat dalam pembuatan bom rakitan.

Mabes Polri mengungkapkan, 1 dari 3 pelaku kelompok teroris bernama Suardi (S) alias PG, yang tewas saat penangkapan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Kecamatan Pulawean, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pernah terlibat dalam pembuatan bom. Tersangka S juga terkait dengan beberapa kasus teroris lainnya.

"S terlibat dalam pembuatan beberapa buah bom yang dilakukan di wilayah mereka bersama beberapa pelaku lain yang ada beberapa (pelaku) sudah ditangkap," ujar Kabag Penum Kombes Pol Agus Rianto di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (18/10/2013).

S alias PG pernah membuat bom rakitan sebanyak 2 kali. November tahun lalu, (S) menyuruh seseorang membeli bahan peledak untuk dibawa ke Bone. Sebulan berikutnya S (50) kemudian membeli bahan-bahan elektronik dan bahan-bahan peledak lainnya melalui jasa pengiriman.

"Bulan Desember membeli bahan-bahan elektronik dan bahan-bahan sebagai bahan peledak dalam rangka pembuatan bom menggunakan jasa pengiriman travel," terang dia.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 3 orang terduga teroris di Bone, Sulawesi Selatan, Kamis 17 Oktober 2013 siang. 1 orang tewas tertembak.

Mereka adalah Suardi (50), Jodi alias Umair (37), dan Ahmad Iswan (17). Mereka diintai sejak Rabu 16 Oktober 2013). Saat itu mereka berada di rumah Suardi di Desa Cebba, Kecamatan Amali.

Ketiganya mengendarai sebuah mobil Avanza warna abu-abu dan melintas di Desa Alinge. Kendaraan Densus 88 langsung memepet kendaraan tersebut. Terjadilah baku tembak antara kedua pihak. Satu dari tiga orang yang ditangkap, Suardi, tewas ditembak. Selain berhasil membekuk tiga terduga teroris, Densus juga mengamankan barang bukti seperti 1 pucuk senjata api (senpi) jenis pistol dan 1 magasen dengan 9 peluru didalamnya, 1 pucuk senapan angin yang sudah dimodifikasi menyerupai senpi, 2 kg pupuk, sebilah golok, dan 1 mobil Avanza. (Mvi/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini