Sukses

Akil Mochtar Sempat Memohon Tidak Dibawa ke KPK

"Berkacalah lebih dalam pada dirimu. Kita nggak tahu hari ini kita bisa di atas, besok kita bisa di bawah."

Selepas magrib, Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar masih meladeni pertanyaan sejumlah jurnalis. Usai sidang sengketa Pilkada Jawa Timur yang diajukan Khofifah Indar Parawansa, Rabu 2 Oktober 2013, Akil dihadang wartawan untuk menjabat berbagai pertanyaan.

Dari mulai pertanyaan sengketa Pilkada Jawa Timur, Pilkada Kota Tangerang, sampai filosofi hidup. Entah mengapa jelang malam kemarin, Akil juga bicara soal filosofi hidup. Tidak hanya itu, ada beberapa keanehan dalam perbincangan pria lulusan Magister dan Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung itu dengan sejumlah jurnalis.

Hampir sekitar 2 jam lamanya Akil berbincang dengan wartawan di ruang pers. Ada yang tidak biasa. Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR itu tak membawa ponsel dan tak pernah melihat jam di tangannya. Biasanya, Akil dikenal sebagai hakim yang selalu melihat waktu. Sedikit-sedikit melihat jam tangan. Malah, biasanya Akil diingatkan ajudan bila ada janji yang menunggu.

Tapi kemarin selepas petang, pria kelahiran Putussibau, Kalimantan Barat 18 Oktober 1960 itu asyik berbincang panjang dengan para pencari berita. Mulai ngobrol dari hal kecil sampai yang sedikit serius.

Tiba-tiba di tengah perbincangan Akil mengeluarkan pernyataan, "Ini negara nggak jelas. Kita nggak tahu, siangnya masuk tivi tapi malamnya bisa ketangkep KPK."

Tak cuma soal itu, Akil juga berkata, "Berkacalah lebih dalam pada dirimu. Kita nggak tahu hari ini kita bisa di atas, besok kita bisa di bawah."

Tidak lama kemudian fans klub asal Inggris, Liverpool itu meninggalkan ruang wartawan. Di dekat pintu, mantan politisi Golkar itu sempat bergurau meledek seorang wartawan asal Flores, NTT. "Ini kampungmu saja bertahun-tahun nggak ada listrik, gersang, kita dukunglah dia nikah sama pacarnya untuk memperbaiki keturunan," canda Akil.

Akil tak lagi menuju ruangannya, tapi langsung menuju mobil dinas RI 9 yang kini sudah disegel KPK. Sekitar pukul 20.30 WIB, Akil dan pengawalnya meluncur ke kediaman dinas di kompleks Widya Chandra III nomor 7, Jakarta Selatan.

Diringkus

Rumah dinas Akil Mochtar itu berseberangan dengan kediaman dinas Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali. Juga di depan kediaman Ketua DPR Marzuki Alie. Malam tadi, di depan rumah dinas Akil terjadi keramaian. Ada 3 mobil yang datang. Sekerumunan orang terlihat serius berbincang.

"Tadi sekitar pukul 21.00 saya lihat ramai-ramai di depan rumah. Ada 3 mobil juga. Tapi saya tidak tahu ada apa," ujar Maulana, pedagang sate yang biasa mangkal di lokasi dekat kediaman Akil.

Sumber Liputan6.com menyebut, Akil memang sudah lama diincar KPK. Bahkan sebelum ini, Akil 'gagal' ditangkap karena tidak ada transaksi serah terima. Tapi malam tadi, Akil tak bisa berkilah. Uang tunai miliaran dolar Singapura senilai Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar itu disimpan dalam karung.

Penyidik sudah bersiap. Tapi Akil sempat memohon kepada penyidik untuk tidak ditangkap, tidak dibawa ke gedung KPK. 'Negosiasi' itu dilakukan di depan rumah Akil. Tidak ada percobaan penyuapan kepada penyidik KPK. "Dia bilang akan menyerahkan uang-uang itu ke KPK, asal tidak dibawa," kata sumber tadi. Tapi KPK tak kenal negosiasi.

Akil diringkus saat sedang menerima tamu. Dari kediaman Akil ada 2 orang lagi yang dibekuk, mereka yakni anggota DPR dari Fraksi Golkar Chairun Nisa dan Bupati Gunung Mas Hambit Bintih. 2 Orang lainnya dibekuk di tempat berbeda, sebuah hotel di Jakarta Pusat. Akil diringkus setelah diduga menerima suap terkait sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Masih terngiang apa yang disampaikan Akil selepas magrib kemarin. "Berkacalah lebih dalam pada dirimu. Kita nggak tahu hari ini kita bisa di atas, besok kita bisa di bawah." (Ism/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.