Sukses

Survei: Jokowi Terpopuler di Twitter, Kalahkan Prabowo dan Ical

Gubernur Jokowi menjadi yang terpopuler dalam perbincangan di jejaring sosial Twitter.

Nama Jokowi sedang naik daun, terutama di kancah perpolitikan Indonesia. Alhasil, Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo ini menjadi yang terpopuler dalam perbincangan di jejaring sosial Twitter.

"Kami mengira perbincangan parpol dalam kaitan dengan 2014 memang secara umum sedang tidak seintens perbincangan perihal tokoh. Dari waktu ke waktu, persoalannya, pemilu Indonesia acap menjadi pertarungan tokoh. Dari 208 ribu perbincangan tentang tokoh, 116 ribu di antaranya adalah celotehan tentang Jokowi. Ini lebih dari separuh perbincangan," kata analis Prapancha Research Adi Ahdiat memaparkan hasil surveinya, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Dia menjelaskan, perbincangan di Twitter tentang Megawati Soekarnoputri tercatat hanya 13 ribu, Aburizal Bakrie 33 ribu, dan Prabowo Subianto 32 ribu. Total pembicaraan ketiga tokoh lebih rendah ketimbang perbincangan partai.

"Paling rendah di antara 4 partai adalah Golkar dengan 38 ribu perbincangan. Kemudian PDIP dengan 42 ribu perbincangan. Demokrat dengan 47 ribu perbincangan. Dan paling atas PKS dengan 56 ribu perbincangan," beber Adi.

Lebih banyaknya perbincangan tokoh lebih banyak daripada partai, menurut Adi, karena adanya Jokowi, tokoh yang namanya hampir setiap hari mejeng di Twitter.

"Dalam perbincangan Pemilu 2014, pesona parpol tampaknya memang berada di bawah tokoh. Perbincangan tentang 4 partai dengan kursi paling banyak di DPR tidak setinggi 4 kandidat capres yang paling marak diperbincangkan di berbagai survei akhir-akhir ini."

Adi menambahkan, di antara tokoh-tokoh, perbincangan tentang Jokowi jauh lebih banyak menuai sentimen positif dalam perbincangan publik. "Bila kondisi ini terus berlanjut atau berkembang, bisa jadi di Pemilu 2014 dalam pikiran publik tak ada alternatif selain Jokowi," ujar Adi.

Pengamat tersebut menyarankan, Jokowi seyogyanya tidak lupa membenahi kerja riilnya. Dan partai-partai lain dapat menggarap konstituennya di akar rumput ketimbang berfokus mengangkat tokoh. "Semoga Pemilu 2014 tidak menjadi ajang pencarian kandidat populer semata," tutup Adi. (Riz/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini