Sukses

Terlalu Banyak Tekanan, Film Hillary Clinton Batal Dibuat

Tekanan muncul dari para pendukung Hillary di Demokrat. Pun dari partai oposisi Partai Republik.

Film dokumenter yang mengangkat kehidupan Hillary Clinton tak jadi dibuat. Sutradaranya, Charles Ferguson memutuskan untuk membatalkan proyeknya itu. Alasannya, kuatnya intervensi politik telah membuat niatnya tak mungkin diwujudkan.

Dokumenter yang masih dalam tahap awal produksi rencananya dibintangi Diane Lane, yang memerankan mantan ibu negara AS.

Dalam blognya di situs Huffington Post, Charles Ferguson mengatakan, tekanan dari pendukung Hillary di Partai Demokrat membuat sejumlah narasumber lain enggan bicara.

"Saat aku mendekati sejumlah orang untuk diwawancara, tak ada seorang pun, sekali lagi tak seorang pun berminat membantuku membuat film ini," kata dia seperti dimuat BBC, 30 September 2013.

"Tak satupun dari Demokrat atau Republik --mereka yang bekerja dengan Clinton, ingin punya akses ke dia, atau memimpikan posisi di pemerintahan Hillary Clinton -- mau bicara."

Charles mengatakan, keputusannya tak ada kaitan dengan dugaan tekanan dari CNN.

"Setelah perenungan yang menyakitkan, aku memutuskan tak akan membuat film yang sesungguhnya bisa membuatku bangga. Jadi aku membatalkannya," kata dia.

Tekanan juga datang dari pihak oposisi. Agustus lalu, Partai Republik mengancam memboikot debat di CNN jika program tersebut terus jalan.

Republik juga akan memboikot NBC yang berencana membuat miniseri tentang Nyonya Clinton.

"Jadi, ini adalah kemenangan buat duo Clinton juga mesin uang untuk dua partai politik. Tapi saya rasa ini bukan kemenangan media atau rakyat Amerika Serikat," kata Charles.

Sementara, Komite Nasional Partai Republik (RNC) mengklaim film tentang Nyonya Clinton tak lebih dari iklan komersial untuk mempromosikan mantan Menlu AS itu. Dituding sebagai iklan politik berkedok acara hiburan.

Hillary, istri mantan  Presiden Bill Clinton adalah figur politik terkemuka. Ia pernah bersaing dengan Barack Obama sebagai calon kandidat presiden dari Partai Demokrat.

Setelah mundur dari jabatan Menlu dalam pemerintahan Obama, ia digadang-gadang bakal mencalonkan diri sebagai penguasa Gedung Putih pada 2016 mendatang. (Ein)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.