Sukses

Polisi Khusus Cagar Budaya Bakal Amankan Museum

Penempatan satpam dalam pengamanan museum dirasakan sudah tidak mumpuni lagi. Polisi khusus cagar budaya pun menjadi pilihan.

Penempatan satpam dalam pengamanan museum dirasakan sudah tidak mumpuni lagi. Polisi khusus cagar budaya pun menjadi pilihan.

Kasus pencurian artefak di Museum Nasional yang terjadi pada pertengahan bulan September lalu masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian. Penyelidikan internal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pun masih berlangsung. Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Kacung Maridjan mengatakan Kemdikbud berencana mengubah sistem keamanan dari sisi SDM, yaitu dengan mengganti petugas keamanan dari satpam menjadi polisi khusus cagar budaya.

Kacung menjelaskan, petugas keamanan di museum untuk ke depannya haruslah seseorang yang memiliki kemampuan pengamanan sekaligus pengetahuan tentang cagar budaya. Karena itu Kemdikbud akan menyiapkan polisi khusus cagar budaya dalam sistem pengamanan museum untuk mencegah terjadinya lagi kasus pencurian benda bersejarah atau artefak di museum.

Dalam pengamanan museum, papar dia, ada 3 hal yang harus diperhatikan. Pertama, sistem keamanan, termasuk alat-alat yang dipakai dalam pengamanan, seperti kamera CCTV dan alarm. Kedua, tata kelola. "Di Museum Nasional sudah ada SOP-nya. Tapi kita akan benahi lagi tata kelolanya," kata Kacung seperti dilansir setkab.go.id, Sabtu (28/9/2013).

Ketiga, lanjut dia, adalah sumber daya manusia (SDM). "Ke depan kemungkinan tidak akan menggunakan satpam. Formulasinya seperti apa, itu masih dirumuskan," jelas Kacung.

Penempatan polisi khusus cagar budaya, sambung dia, akan diberikan kepada museum-museum besar yang berada di bawah tata kelola Kemdikbud. Setidaknya ada 5 museum di Jakarta, dan 1 museum di Yogyakarta.

"Pertimbangannya adalah besarnya museum, serta harga dan nilai kultur yang terdapat di dalam museum," jelas Kacung.

Dia mengemukakan, beberapa minggu sebelum terjadinya pencurian di Museum Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud telah merampungkan draf Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai museum.

"Di dalam draf itu di antaranya disebut tentang masalah keamanan museum," ungkap Kacung.

Poin mengenai keamanan museum dalam draf itu membahas 4 hal, yaitu keamanan bangunan, objek koleksi museum, aset museum (selain koleksi), dan terkait SDM atau petugas keamanan.

"Ke depan kita harapkan tidak ada lagi pencurian seperti itu," pungkas Kacung.

Raibnya 4 Koleksi Emas

4 Koleksi emas peninggalan abad 10 Masehi yang ada di Museum Nasional atau Museum Gajah di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, hilang dicuri. Pencurian ini baru diketahui pada Rabu 11 September pagi. Namun, pihak museum baru melaporkannya pada Kamis 12 September pagi karena harus memastikan di bagian penyimpanan apakah benda abad ke 10 itu benar-benar hilang.

Kacung menjelaskan, benda koleksi Museum Nasional yang hilang merupakan peninggalan Mataram Kuno. Benda ini dibuat pada abad ke 10 masehi dan ditemukan oleh bangsa Belanda pada abad ke 18.

Keempat benda artefak yang hilang itu yaitu lempeng naga mendekam berinskipsi. Lempeng emas tersebut ditemukan di Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur, dengan panjang 5,6 cm dan lebat 5 cm. Berbentuk naga dalam posisi melingkar/mendekam, pada kepalanya terdapat seperti mahkota.

Kedua, lempeng emas bulan sabit beraksara, dengan panjang 8 cm dan lebar 5,5 cm. Berbentuk seperti bulan sabit. Akan tetapi di kedua ujungnya terdapat deretan empat buah segitiga runcing yang sangat kecil.

Ketiga, lempeng Harihara, yang terbuat dari perak dan emas dengan panjang 10,5 cm dan lebar 5,5 cm. Artefak tersebut ditemukan di Belahan, Penanggungan, Jawa Timur.

Keempat, wadah bertutup (cepuk). Berbentuk seperti dandang bertutup tanpa pegangan berukuran sangat kecil, permukaannya tidak rata. Berdiameter 6,5 cm dan tinggi 6,5 cm. Cepuk ini juga ditemukan di Jalatunda, Jatim dari kerajaan Mataram. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini