Sukses

Istri Bripka Sukardi: Mengawal Tronton Proyek dari Keponakan

Tirta Sari mengatakan selama ini suaminya memang kerap mendapat proyek di luar dinasnya untuk menambah penghasilan.

Bripka Sukardi tewas ditembak oleh orang tak dikenal saat mengawal 6 truk tronton pengangkut elevator part dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower, Setia Budi. Pekerjaan mengawal truk tronton itu didapat dari sang keponakan.

Istri Sukardi, Tirta Sari (44), mengatakan selama ini suaminya memang kerap mendapat proyek di luar dinasnya untuk mengisi pundi-pundi rupiah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Dapat proyek dari keponakan. Bapak memang sering, buat nambah-nambah (pemasukan) ya," kata Tirta Sari di kediamannya, Jalan Cipinang Baru Raya RT 8/RW6 Blok J, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013).

Menurut Tirta, suaminya itu menjadi polisi sejak 1990 atau sudah 23 tahun bergabung di Provost Polair. Mereka tinggal di Asrama Polri di Cipinang itu sejak 1993.

Tirta mengaku tidak punya firasat apapun sebelum penembakan Sukardi. Seperti biasa, kata Tirta, Sukardi berangkat kerja sekitar pukul 07.30 WIB.

Tirta mengaku tidak ditelepon sama sekali oleh Sukardi pada Selasa kemarin. Namun itu dia anggap biasa, karena sebagai anggota Provost Polair memang tidak mengenal jam pulang yang pasti. Pulang telat, sudah biasa.

Hingga datanglah kabar dari tetangga--yang juga anggota polisi--yang membuat hatinya bergetar. Tetangga itu memintanya melihat televisi yang mengabarkan soal penembakan anggota polisi.

"Ada polisi tetangga juga yang piket yang kasih tahu. Langsung saya lihat di televisi, sudah kelihatan nama, motornya warna merah, baru bisa saya yakin. Saya tidak ada firasat," tutur Tirta Sari.

Sukardi meninggalkan seorang istri, Tirta Sari (45), dan tiga orang anak, yaitu Dita Kardina (19), Devi Novita Sari (17), dan Muhammad Adi Wibowo (8).

Penembakan Sukardi terjadi sekitar pukul 22.15 WIB di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 10 September. Saat itu, Bripka Sukardi yang mengendarai motor Honda Supra B 6671 TXL tengah mengawal iring-iringan 6 tronton. Diduga, pelaku penembakan ini berjumlah 4 orang.

Sebelumnya, Wakapolri Komjen Pol Oegroseno mengatakan, pengawalan yang dilakukan oleh Sukardi itu menyalahi prosedur. "Kalau kawal ini 1 orang, artinya tidak sesuai prosedur," kata Oegroseno. (Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini