Sukses

Bantu Diktator Pinochet dan Abaikan Rakyat, Para Hakim Minta Maaf

Lembaga peradilan dan para hakim saat itu telah melalaikan perannya sebagai pelindung hak-hak dasar manusia.

Untuk sebuah kesalahan di masa lalu, lembaga yang merepresentasikan para hakim di Chile, National Association of Magistrates of the Judiciary, menyampaikan permintaan maaf, yang tak pernah dilakukan sebelumnya. Atas tindakan sejumlah hakim di masa kepemimpinan militer di tahun 1970-an dan 1980-an.

Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa lembaga peradilan dan para hakim saat itu telah melalaikan perannya sebagai pelindung hak-hak dasar manusia.

"Ini saatnya kami meminta maaf dan ampunan dari para korban...juga dari rakyat Chile," kata para hakim dalam pernyataannya seperti dimuat BBC, 4 September 2013.

Lebih dari 3.000 orang tewas di masa kediktatoran Jenderal Augusto Pinochet antara 1973-1990. Pernyataan tersebut dikeluarkan seminggu sebelum peringatan 40 tahun kudeta yang membawa Pinochet ke pucuk kepemimpinan di Chile.

Para hakim mengakui, anggotanya, khususnya yang ada di Mahkamah Agung, gagal melaksanakan tugasnya untuk melindungi para korban dari kesewenang-wenangan oknum yang mengatasnamakan pemerintah dan negara.

Organisasi para hakim juga mengatakan, lembaga peradilan Chile seharusnya bisa berbuat lebih banyak untuk menjaga hak-hak mereka yang dianiaya oleh kediktatoran. Sayangnya, para hakim telah mengabaikan nasib korban yang berharap keadilan pada hukum.

Di masa lalu, pengadilan Chile telah menolak sekitar 5.000 kasus di mana pemohon minta bantuan untuk menemukan orang-orang tersayang yang diculik bahkan dibunuh oleh aparat. Jawaban klise yang biasa diucap para hakim: "kami tak mendapat informasi soal nasib para korban."

Sebelumnya, pemerintahan Chile saat ini memutuskan, negaranya mengakui secara resmi peringatan kudeta Pinochet.

Presiden Sebastian Pinera bulan lalu mengatakan, peringatan kudeta 11 September 1973 adalah 'fakta historis' dan peringatan 40 tahunnya adalah momentum 'refleksi'.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah senator dari kelompok konservatif sekaligus mantan ketua Uni Demokratik Independen, Hernan Larrain, meminta maaf atas tindakannya partainya di masa lalu.

"Saya meminta maaf," kata Hernan. "Ini adalah seruan saya untuk rekonsiliasi." (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.