Sukses

Ketulusan Konvensi Partai Demokrat

Tidak ada yang salah dengan pilihan Partai Demokrat untuk mencari calon presiden melalui mekanisme konvensi.

Citizen6, Jakarta: Tidak ada yang salah dengan pilihan Partai Demokrat untuk mencari calon presiden melalui mekanisme konvensi. Partai Demokrat pun tak perlu membantah bahwa konvensi dapat mendongkrak citra partai karena hal itu memang sedang terjadi. Hiruk pikuk pemberitaannya saja sepanjang pekan lalu menunjukkan keefektifan konvensi sebagai penggerek perhatian publik. Hal yang harus kita perhatikan adalah seberapa tulus Partai Demokrat menggunakan konvensi sebagai cara mendapatkan kandidat pemimpin bangsa.

Karena jangan bayangkan mekanismenya sama dengan konvensi Partai Golkar untuk Pemilu 2004 atau konvensi partai-partai di Amerika Serikat. Karena ini konvensi terbuka komite konvensi berkewajiban untk menjelaskan kriteria dan cara pemilihan secara terbuka pula. Ini untuk menjamin semua kandidat mendapatkan perlakuan setara.
 
Sebenarnya sampai saat ini, tidak ada yang bisa diberikan apresiasi tinggi terhadap gelar konvensi Capres Partai Demokrat, nampaknya Konvensi sekedar hiburan politik untuk komunitas politik  mengamati cara bekerja apa yang disebut Komite Konvensi menyebar undangan kepada berbagai tokoh untuk tampil di forum seleksi.
        
Bahkan cara bekerja Komite Konvensi mulai dianggap sebagai manipulator politik,  karena Komite Konvensi melalui mekanisme undangan  telah meminta berbagai tokoh politik, yang kebanyakan justru dari luar  Partai Demokrat, bahkan tokoh yang sudah dikenal kader partai lain seperti Mahfud MD (PKB)  dan Yusuf Kala (Golkar) untuk ikut Konvensi, walaupun akhirnya keduanya mengundurkan diri. Kader politik diluar Partai Demokrat yang mengikuti konvensi ini meskipun bukan bajing loncat, tetapi mengarah bisa disebut sebagai spekulan politik, karena motif spekulasi meskipun dibungkus dengan berbagai argumen yang nalar tetapi unsur spekulasi sebenarnya nampak nyata.
         
Bagi Partai Demokrat gegap gempitanya aktivitas Komite Konvensi yang menjadi obyek pemberitan media massa akan dianggap sebagai keuntungan karena seolah olah merupakan kampanye yang mengingatkan rakyat bahwa ada Partai Demokrat.

Berbicara soal ketulusan dalam pemilihan CAPRES dilingkungan Partai Demokrat yag ditangani oleh Panitia Konvensi. Jawabannya adalah ketulusan semacam itu jelas cukup meragukan. Bagi warga Partai Demorat tentu dukungan murni hanya diberikan kepada tokoh yang dianggap sudah berkeringat bahkan basah kuyup di Partai Demokrat sejak Partai ini dibentuk.

Sebaliknya bagi peserta Konvensi yang bukan kader Partai Demokrat yang asli,  sikap-sikap reserve sebagai ancang-ancang kalau ujung-ujungnya tidak terpilih tentu patut diyakini tetap ada.

Bagi SBY pribadi sebagai Ketua Partai Demokrat, masalah ketulusan sikap yang artinya kekesetiaan kepada Partai Demokrat seandainya seseorang bakal calon terpilih sebagai Capres Partai Demokrat adalah mutlak, bahkan dalam pola kerja SBY sikap  tulus tersebut harus dinyatakan secara tertulis sebagai Pernyataan Integritas sebagai kader Partai Demokrat.

Tenggang waktu penelitian bakal calon yang dilakukan oleh Komite Konvensi diperkirakan akan cukup panjang, mengingat kompetisi bakal calon melalui acara pertdebatan pribadi baru akan dimulkai awal tahun 2014. Makna dari masalah ini adalah bahwa Komite Konvensi akan terus bergerilya menarik tokoh-tokoh independen  atau politisi dari parpol manapun untuk berrsedia ikut Konvensi, dengan sasaran Komite dapat menemukan dan menarik the best Son of the Country kedalam Partai Demokrat.

Tokoh ini pada tahap kampanye Pemilu Legislatif  diharapkan oleh Partai Demokrat  menjadi daya tarik bagi pemilih, sehingga elektabilitas Partai Demokrat meningkat kembali. Konsepsi yang digariskan oleh SBY sebagai Ketua Partai Demokrat ini memang brilian, namun diperkirakan akan memakan biaya yang luar biasa. Karena semua partai berkecenderungan ingin merahasiakan sumber keuangannya, maka tuntutan agar KPU mengeluarkan ketentuan agar semua Parpol mengumumkan anggarannya hingga kini masih nggantung.( Herdiansyah Rahman /kw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.