Sukses

Obama Kutuk Militer Mesir Pembantai Warga Pro-Morsi

Operasi pembersihan militer Mesir ke kelompok pendukung Mohammed Morsi mendapat kecaman keras dari Presiden AS Obama.

Operasi pembersihan yang dilakukan militer Mesir terhadap kelompok pendukung Presiden Terguling Mohammed Morsi mendapat kecaman keras dari sejumlah pemimpin dunia. Salah satunya Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Ia mengutuk keras aksi pembantaian tersebut.

"Kami mengutuk keras tindakan pemerintah sementara Mesir dan pasukan militernya," kata Obama di Massachusetts, AS, seperti diwartakan Al-Jazeera, Kamis (15/8/2013).

Obama juga menegaskan, "Kami sangat menyesalkan kekerasan tersebut bisa terjadi terhadap warga sipil. Kami sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk hak untuk berdemonstrasi secara damai."

Atas kekerasan berdarah yang memakan korban tewas sekitar 500 orang ini, Obama membatalkan latihan militer 2 tahunan dengan Mesir. "Kami akan terus berkomitmen dengan Mesir. Tapi saat ini tidak bisa," jelas Presiden ke-44 AS ini.

Selain Obama, pemimpin dunia lain juga mengutuk operasi militer Mesir. Seperti Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan yang menyebut, "Ini pembantaian yang sangat serius."

Obama mengutus pejabat Kemenlu AS untuk terbang ke Kairo. Menemui pemimpin kedua kubu yang berkonflik, yakni pemimpin pemerintah sementara dan pemimpin Ikhwanul Muslimin.

Korban tewas yang dilakukan akibat operasi pembersihan oleh militer di basis pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi terus bertambah. Kabar terkini, sebanyak 525 orang tewas dan 3.717 lainnya luka-luka.

"Sebanyak 137 orang di antaranya tewas di dekat Masjid Rabaa al-Adawiya, Kairo, 57 di Lapangan Nahda, 29 di Kota Helwan pinggiran Kairo, 198 di beberapa daerah, dan 43 lainnya adalah tentara militer," demikian data yang dirilis Kementerian Kesehatan Mesir, yang dimuat BBC, Kamis (15/8/2013).

Sementara, menurut Ikhwanul Muslimin yang berada di posisi pendukung Morsi, korban tewas mencapai 2.000 orang. Dijelaskan, tidak semua korban tewas dibawa ke rumah sakit, melainkan di masjid. Jadinya masih banyak yang belum terdata Kementerian Kesehatan.

"Sebanyak 300 jasad telah dievakuasi ke Masjid Eman, dekat Kota Nasr, Kairo," demikian pernyataan Ikhwanul Muslimin. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini