Pedagang kaki lima (PKL) di bantaran jalan merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahan umum di beberapa kota di Indonesia. Terlebih di kota Metropolitan Jakarta dengan tingkat urbanisasi cukup tinggi.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pernah berhasil menata dan merelokasi PKL di Solo saat masih menjabat Walikota Surakarta. Keberhasilannya itu memicu harapan warga Jakarta terhadap maraknya PKL di Ibukota.
Pria yang dikenal dengan panggilan Jokowi itu mengungkap persamaan mengatasi PKL Solo dan Tanah Abang. Bagi dia, semua PKL pada dasarnya sama. Hanya saja pendekatannya perlu dilakukan dengan sebaik mungkin, seperti dengan dialog terus-menerus.
"Sama. Cara pendekatannya juga sama. Asal kita ajak bicara," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Senin (12/8/2013).
Pendekatan yang yang dilakukan kepada para pedagang, menurut Jokowi, seharusnya juga diiringi solusi. Sehingga PKL dapat merasa aman dan terjamin. Dengan penjelasan yang jelas, PKL diharapkan bisa mengerti bahwa relokasi merupakan bentuk kepentingan bersama.
Selain itu, lanjut Jokowi, penawaran dari pemerintah juga harus dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak agar pedagang percaya kepada pemerintah.
"Tahapan pendekatan yang betul. Jadi masyarakat sadar untuk lalu lintas bukan untuk berjualan. Penjelasan sederhana, runtut dan bener, masyarakat ngerti," tutup Jokowi. (Riz/Ali)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.