Sukses

Hukum Baru di China: Kunjungi Orang Tua Atau Penjara!

Banyak kisah orangtua terabaikan di China. Nenek 91 tahun diusir karena meminta bubur, perempuan usia 100 tahun tinggal di kandang babi.

Anak yang telah tumbuh dewasa di China diwajibkan mengunjungi orang tuanya. Jika tidak, ia bisa didenda bahkan dijebloskan dalam penjara. Demikian hukum baru yang mulai diberlakukan Senin ini.

Aturan hukum "Hak-hak Lansia" disahkan terkait dengan masalah yang makin berkembang -- di mana para orang tua merasa kesepian dan terabaikan. Oleh karenanya UU memerintahkan anak yang sudah dewasa mengunjungi orangtua mereka yang makin menua.

"Orang dewasa harus peduli terhadap 'kehidupan rohani' orangtua mereka, dan dilarang mengabaikan orang lanjut usia," demikian dimuat BBC, Senin (1 /7/2013). Anak-anak juga harus sering-sering mengunjungi orangtuanya.

Namun, regulasi baru itu dijadikan olok-olok puluhan ribu netizen atau pengguna internet China.

Banyak yang mempertanyakan, bagaimana aturan itu bisa ditegakkan. Apalagi UU tersebut tak mengatur rinci, berapa frekuensi anak mengunjungi orangtuanya yang diwajibkan. Dan bagaimana jika orangtua-anak tinggal berjauhan?

Namun, bukan berarti aturan itu tak bergigi. Itu bisa menjadi "pesan mendidik" untuk publik, juga menjadi titik awal sebuah gugatan -- demikian dijelaskan Zhang Yan Feng, pengacara dari Firma Beijing's King & Capital Law.

"Sulit untuk menerjemahkan hukum itu di tataran praktis, tapi bukannya tak mungkin," kata dia.

"Jika kasus itu dibawa ke pengadilan, dengan landasan hukum ini, saya pikir itu mungkin akan berakhir dalam penyelesaian damai. Tapi jika tidak ada penyelesaian tercapai, secara teknis, putusan pengadilan dapat memaksa orang untuk mengunjungi rumah orangtuanya sesuai waktu yang ditentukan."

Dan jika perintah pengadilan diabaikan, hukum berbicara. "Ia bisa didenda atau bahkan ditahan."

Banyak Orangtua Diabaikan

Sejumlah warga China mengaku khawatir akan berakhir di penjara, jika mereka gagal memenuhi tanggung jawabnya, pulang untuk mengunjungi orang tuanya.

"Siapa yang tidak ingin mengunjungi rumah sering-sering? Lalu, apa kategori 'sering' ?  Dan, siapa yang akan mengawasi hukum ini?" keluh seorang pengguna Weibo, Twitter versi China.

"Kita semua tahu, wajib untuk menghargai orang tua tua kita. Tapi kadang-kadang kita terlalu sibuk bekerja di tengah tekanan yang makin besar," tambah dia.

Menurut statistik pemerintah China, lebih dari 178 juta orang di China berusia 60 tahun atau lebih pada tahun 2010. Pada tahun 2030, angka itu akan berlipat ganda.

Sementara, di media China banyak beredar cerita-cerita orangtua yang merana diabaikan anak sendiri. Banyak yang terkejut dengan kisah seorang nenek 91 tahun yang dipukul dan diusir paksa dari rumahnya sendiri di Provinsi Jiangsu, hanya gara-gara ia minta semangkuk bubur beras pada menantunya.

Dua hari kemudian, forum internet dipenuhi dengan cerita serupa di provinsi yang sama, tentang ibu berusia 100 tahun yang dipaksa tidur di kandang babi.

Namun, kisah-kisah itu tak menggerakkan orang untuk mendukung UU Hak Lansia.

"Ikatan keluarga harus didasarkan pada emosi spontan," dalih satu pengguna Weibo. "Lucu untuk menjadikannya bagian dari UU. Seperti mewajibkan pasangan untuk memiliki kehidupan seks yang harmonis setelah menikah." (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Unik