Sukses

Demi Ijazah Sang Anak, Sugiyanto Jual Ginjal

Seorang tukang jahit di Parung, Bogor, nekat menjual ginjalnya untuk menebus ijazah anaknya yang ditahan pihak kampus.

Apa saja akan dilakukan orangtua untuk mewujudkan impian anak-anaknya. Tak terkecuali dengan Sugiyanto yang ingin anaknya sukses di pendidikan. Namun, harapan Sugiyanto kandas karena pihak kampus tempat anaknya menuntut ilmu mengharuskan dia untuk menebus ijazah dengan nilai nominal yang tak sanggup dia penuhi.

"Kampus STAI Nurul Iman itu meminta saya harus nebus Rp 17 juta kalau mau ngambil. Bagaimana saya bisa menebus, saya gak punya uang karena saya hanya tukang jahit. Karena itu saya mau jual ginjal saya," ujar Sugiyanto dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Selasa 25 Juni 2013 malam.

Sugiyanto, warga Parung, Bogor, Jawa Barat itu kemudian bercerita. Ayu, anak keduanya sejak SMP hingga melanjutkan ke perguruan tinggi dititipkan di  sekolah Islam Al Ashryyah Nurul Iman yang berlokasi juga di daerah Parung. Di tempat ini juga ada kampus STAI milik yayasan yang sama. Di kampus ini Ayu kemudian melanjutkan pendidikannya selepas menamatkan pendidikan SMA.

"Tapi, karena ada prahara di kampus itu dan banyak anak-anak yang mondok dipukulin sama orang dekat pemilik kampus, maka akhirnya banyak santri dan siswa yang kabur, termasuk anak saya," ceritanya.

Sejak Januari lalu, Sugiyanto sudah berusaha untuk meminta agar ijazah SMP dan SMA anaknya bisa didapat agar Ayu dapat melanjutkan kuliah di kampus lain. Namun, pihak STAI Nurul Iman tak bersedia, kecuali Sugiyanto membayar uang tebusan.

"Saya sudah bawa surat keterangan miskin juga, tapi tidak diterima, tetap harus bayar Rp 17 juta. Padahal di awal tidak ada perjanjian harus menebus ijazah seperti itu. Karena itu saya nekat mau jual ginjal," tuturnya.

Rencananya, Sugiyanto akan menggelar aksi jual ginjal tersebut di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Rabu (26/6/2013) pagi, dengan harapan ada orang yang mau membeli ginjalnya seharga ijazah anaknya. "Saya berangkat dari rumah pagi ini, sampe HI sekitar jam 10.00 WIB dengan harapan ada yang mau beli ginjal saya," harapnya lirih. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.