Sukses

Ilmuwan NASA Ungkap Misteri Batu Berjalan di `Lembah Kematian`

Kekuatan "magis" di balik batu bergerak di Death Valley menjadi misteri bagi para ilmuwan sejak hampir seabad lalu.

Sebuah tempat dengan nama yang berasosiasi dengan kematian: Death Valley atau "Lembah Kematian" di California, Amerika Serika, di mana batuan meluncur dengan sendirinya, bahkan yang berbobot sampai 317 kilogram.

Jejak-jejaknya terlihat jelas tergores di datarannya yang kering kerontang, tanpa kehidupan, di tanah yang retak, memanjang hingga 182 meter. Meski tak ada yang pernah melihat batu itu bergerak.

Kekuatan "magis" di balik batu bergerak ini telah menjadi misteri bagi para ilmuwan sejak hampir seabad lalu. Lokasi di mana fenomena itu terjadi, Racetrack Playa, terus menjadi daya tarik dan obyek penelitian. Dan kini, para geolog Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yakin, mereka telah menemukan jawabannya.

Ilmuwan yang berafiliasi dengan NASA, Doktor Ralph Lorenz yakin, batu-batu itu terbungkus lapisan es selama musim dingin. Lalu, ketika tanah di danau yang mengering menjadi becek, es itu memungkinkan batuan "meluncur" di atas lumpur. Di bantu terpaan angin gurun. Jejak luncuran itu lalu mengering di musim panas.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Smithsonian, ia menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2009 sebagai berikut: "Pada dasarnya lempengan es terbentuk di sekitar batu. Perubahan titik cair membuat batuan meluncur di atas lumpur," demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (17/6/2013).

Namun, belum ada satupun ilmuwan yang bisa merekam data gerakan fisik batuan di Death Valley. Bahkan diyakini, belum ada seorang pun yang pernah melihat gerakannya.

Smithsonian melaporkan, Doktor Ralph Lorenz menyimpulkan teorinya setelah melakukan percobaan sederhana di dapurnya.

Ia membekukan batu kecil hingga permukaan atasnya terlapisi es. Ia lalu membalik batu itu dan menempatkannya di kolam kecil air, yang dasarnya dipenuhi pasir. Lapisan itu membuat batuan melayang sebelum menyentuh pasir.

Lorenz mengklaim, ia bisa menggerakkan batu tersebut dengan gampang, cukup meniupnya pelan.

Sebelumnya, para ilmuwan  berteori bahwa lembaran besar es mengunci beberapa batuan secara bersamaan dan meniup mereka melalui padang gurun.

Namun, model matematika terbaru menghitung bahwa angin yang sanggup meniup mereka setidaknya berkekuatan ratusan kilometer per jam. Amat kencang.

Sebaliknya, teori Lorenz menunjukkan batu bisa bergerak dengan hanya sedikit tiupan angin, di bawah kondisi yang tepat, karena es menyebabkan mereka mengapung -- yang secara dramatis mengurangi gesekan di permukaan.



Magis Hingga Alien

Namun, meski sejumlah penjelasan ilmiah ditawarkan, termasuk yang terbaru dari Lorenz, para pengunjung Death Valley tak lantas mempercayainya. Mereka terus menghubung-hubungkan fenomena tersebut dengan hal-hal di luar nalar.

Ada yang menyebut kekuatan medan magnet, energi misterius, hingga alien untuk menjelaskan pergerakan batu di Racetrack Playa. Bahkan ada yang menyebut batuan di Death Valley memiliki kekuatan gaib.

Bulan lalu Los Angeles Times melaporkan penjaga taman nasional mulai melakukan investigasi terkait hilangnya sejumlah batu di Death Valley.

"Kami mengetahui ada  banyak orang yang mengambil batu di sana," kata juru bicara Taman Nasional Death Valley, Terry Baldino.

"Mereka susah dibuat paham, bahwa di luar Racetrack Playa, batuan luar biasa itu sama sekali tak ada artinya." Hanya batu biasa. (Ein/Sss)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini