Sukses

Hari-hari Terakhir Taufiq Kiemas Sebelum Wafat

Taufiq sempat merasa kelelahan d ibawah pohon sukun saat bertugas meresmikan situs Rumah Bung Karno di Ende.

Sekretaris MPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Achmad Basarah mengenang saat terakhir dirinya bersama Ketua MPR almarhum Taufiq Kiemas di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menuturkan, almarhum Taufiq sempat merasa kelelahan di bawah pohon sukun saat bertugas untuk meresmikan situs Rumah Bung Karno di Ende. Bahkan, untuk berjalan pun seperti biasanya almarhum sangat sulit.

"Pak Taufiq waktu berangkat fit. Begitu sampai di lokasi dan turun dari mobil dia harus berjalan cepat dan jauh ke lokasi peresmian mengikuti rombongan protokoler Wakil Presiden Boediono. Pak Taufiq ini kan enggak bisa langsung jalan jauh. Beliau harus berhenti tiap 10 meter jalan," kata Basarah di rumah duka Taufiq Kiemas, Jakarta, Sabtu (8/6).

Almarhum, kata dia, sempat meminta untuk tidak ikut meresmikan situs Bung Karno karena kelelahan. "Pak Taufiq sempat bilang, `Bas aku sudah kecapekan, enggak bisa mengikuti peresmian situs Bung Karno`," kenang Basarah sambil memeragakan bagaimana Taufiq Kiemas meremas tangannya saat kelelahan.

Kendati, lanjut dia, almarhum tetap melanjutkan perjalanan dan berpidato dengan penuh semangat dan improvisasi.
"Jadi perjalanan ke Ende itu menyita energi beliau yang cukup besar. Sebelumnya beliau sudah membatasi perjalanan agar tidak terlalu jauh."

Basarah juga menceritakan, dalam perjalanan pulang Taufiq sempat tertidur pulas karena kelelahan. "Sampai di rumah beliau langsung istirahat, dan besoknya ternyata langsung dibawa ke Singapura," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P tersebut menambahkan, lima hari setelah dirawat di RS General Singapore, tepatnya di lantai empat, blok empat, pukul 19.05 waktu setempat, suami dari Megawati Soekarnoputri itu menghembuskan nafas terakhir.

"Kalau bahasa NU-nya, dia khusnul khotimah. Dia jatuh kelelahan setelah meresmikan situs Bung Karno dan memperjuangkan nilai-nilai Pancasila," tukas Basarah.

Anggota Komisi III DPR RI yang hampir selalu menemani Taufiq itu menyampaikan, almarhum mengharapkan sosialisasi empat pilar yang dia cetuskan dapat terus dilaksanakan pimpinan MPR periode sekarang dan selanjutnya. "Dia juga minta agar sosialisasi empat pilar diikuti kelompok masyarakat," kata Basarah.

Di mata Basarah, Taufiq merupakan seorang politikus senior yang humanis. "Banyak permasalahan di MPR diselesaikan dengan cara yang humanis. Seperti saat mengunjungi Abubakar Ba'asyir dan mengajaknya kembali ke negara Pancasila," kata Basarah.

Ia juga menceritakan bagaimana, Taufiq tidak pernah ngobrol hal-hal berat dengan cara yang berat. Dia selalu menggunakan bahasa yang ringan dan humanis sehingga mudah diterima. "Ini yang membuat gagasan beliau diterima banyak kalangan," imbuhnya. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.