Sukses

Astronom: Sinar Gamma `Mematikan` Akan Menghantam Bumi

Penyebabnya WR 104, bintang Wolf-Rayet yang terletak sejauh 8.000 tahun cahaya, yang segera meledak dan mengakhiri riwayatnya.

Bumi dimungkinkan berada dalam jalur ledakan sinar gamma mematikan yang bisa menghilangkan seperempat ozon dalam atmosfer kita. Sinar gamma yang bisa mencapai Bumi bisa jadi disebabkan oleh WR 104, bintang Wolf-Rayet yang terletak sejauh 8.000 tahun cahaya-- yang segera meledak, mengakhiri riwayatnya (supernova) kapanpun, tanpa bisa ditebak.

"Kami bisa melihatnya ber-supernova kapanpun, besok atau suatu hari dalam 500 tahun dari sekarang," kata astronom Grant Hill kepada Forbes, seperti dilansir News.com.au, Selasa (28/5/2013).

"Terkait intensitas dan tujuan, ledakan sinar gamma dan foton optik dari supernova akan tiba secara bersamaan. Sinar gamma memang  dipicu oleh supernova atau ledakan bintang."

Hingga kini masih ada perdebatan terkait apakah sinar gamma dari WR 104 akan mencapai Bumi. Namun Dr Hill mengatakan, itu semua tergantung rotasi bintang.

Lalu, apa dampaknya bagi manusia?

Sementra, fisikawan University of Kansas, Adrian Melott mengatakan, ledakan sinar gamma semacam itu akan menyebabkan kenaikan 50 persen radiasi UVB.

"Awalnya kita akan melihat cahaya biru selama 10 detik di atmosfer bagian atas. Lalu kerusakan (di atmosfer) akan terjadi."

Bintang WR 104 ditemukan oleh astronom, University of Sydney, Peter Tuthill tahun 1998.

Radiasi Terbesar di Abad ke-8

Sebelumnya dilaporkan radiasi sinar gamma, dari ledakan terkuat di seluruh jagad raya yang pernah diketahui manusia, diduga kuat menerjang Bumi di Abad ke-8.

Kesimpulan ini diambil menyusul temuan para ilmuwan pada 2012 lalu, dari sejumlah pohon cedar kuno di Jepang, yang memiliki level radiasi tak biasa, sebagai bukti planet manusia ini pernah dilanda radiasi hebat di Abad Pertengahan.

Meski ini peristiwa dramatis, namun nenek moyang kita mungkin sama sekali tak menyadarinya. Ledakan sinar gamma yang terjadi dalam jarak tahunan cahaya, radiasinya akan diserap atmosfer -- perisai bumi. Hanya meninggalkan jejak isotop yang akhirnya diserap oleh pohon dan lapisan es. Para peneliti bahkan menduga, tak ada kilatan cahaya aneh yang mungkin membuat ngeri para nenek moyang kala itu. (Ein/*)

Baca selengkapnya: Radiasi Ledakan Terbesar Jagad Raya Terjang Bumi di Abad ke-8

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini