Sukses

Istana: Penghargaan Tidak Akan Membuat SBY Silau

Pemberian penghargaan World Statesman Award dari ACF kepada Presiden SBY mendapat protes dari sejumlah pihak.

Pemberian penghargaan World Statesman Award dari Appeal for Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden SBY mendapat protes dari sejumlah pihak. Pihak Istana pun menanggapi penolakan menjelang keberangkatan SBY pada Senin pekan depan ke New York, Amerika Serikat, untuk menerima penghargaan.

Lewat staf khusus bidang politik, Daniel Sparingga, pemerintah menegaskan tujuan pemerintah bukanlah mendapatkan penghargaan, melainkan berbuat yang terbaik bagi negeri ini.

"Penghargaan tidak akan membuatnya silau, karena mendapatkan penghargaan bukan tujuan pemerintah," ujar Daniel dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (24/5/2013).

Berikut kutipan lengkap tanggapan pihak Istana:

Presiden SBY berbagi keprihatinan yang sama dengan sejumlah kalangan tentang masalah intoleransi dalam masyarakat kita. Presiden berpandangan, semua kelompok yang berbeda paham dan keyakinan memiliki tanggung jawab yang sama untuk memelihara harmoni sosial. Semua orang hendaknya mencegah dirinya terlibat dalam pengabaian akan pentingnya menghormati keyakinan yang dimiliki kelompok lain.

Kesalingpengertian dan kesalingpenghormatan adalah norma dasar dalam masyarakat majemuk. Intoleransi adalah tantangan masyarakat majemuk yang harus kita menangkan dengan membangun dialog yang setara, bukan dengan menyebarkan permusuhan dan kebencian.

SBY menegaskan, negara menjamin sepenuhnya kebebasan warga negara menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya. Peran tokoh masyarakat dan agama untuk menyemaikan perdamaian dan kerja sama di antara kelompok-kelompok yang berbeda kepercayaan dan keyakinannya.

SBY akan senantiasa bekerja dengan seluruh kekuasaan dan kewenangan yang diberikan konstitusi kepadanya. Untuk memastikan diakhirinya semua bentuk intimidasi dan agitasi, termasuk yang melibatkan kekerasan, perusakan, dan atau penyerangan terhadap rumah ibadah dan atau terhadap keselamatan harta dan jiwa penganutnya.

Meskipun diakui tidak selamanya upaya itu berhasil, SBY tidak akan pernah surut melakukan semua upaya yang mengancam hak-hak warga negara untuk menjalankan ibadahnya dalam suasana aman, terbebas dari rasa takut. SBY memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan di daerah untuk menjalankan amanah undang-undang dan konstitusi dengan penuh tanggung jawab.

SBY juga telah menginstruksikan agar aparatur kepolisian memberikan jaminan agar semua kelompok dapat memenuhi panggilan ibadahnya. Polri harus mampu memelihara keamanan dan ketertiban umum, siang dan malam.

Menerima penghargaan bukan dan tidak pernah menjadi tujuan pemerintahan SBY. Dia hanya memiliki kehendak untuk melakukan yang terbaik yang dia bisa berikan kepada rakyat dan negerinya. Dengan segala kekurangannya, baik sebagai manusia biasa maupun sebagai pemimpin. SBY ingin memenuhi komitmen konstitusional dan personalnya untuk menjaga kebhinekaan sebagai bangunan dasar dari republik ini.

Penghargaan

Penghargaan tidak akan membuatnya silau. Cacian juga tidak akan membuatnya berkecil hati untuk menjalankan amanah dalam sisa masa kepemerintahannya. Dia hanya meminta agar semua pihak paham, kemajemukan adalah berkat sekaligus tantangan. Kita perlu merayakan sekaligus mengelolanya. Kita perlu konstitusi dan hati yang besar untuk memajukan Indonesia.

Sebelumnya, Romo Franz Magnis Suseno memprotes rencana pemberian penghargaan World Statesman Award dari ACF kepada SBY. Dalam surat protesnya kepada AFC, Romo Magnis mengatakan, pemberian penghargaan itu hanya akan membuat malu AFC karena selama masa kepemimpinan SBY, toleransi beragama jauh berkurang. Selain itu, kaum minoritas di Indonesia hidup dalam kondisi tertekan.

Penghargaan World Statesman Award kepada SBY adalah atas jasa-jasanya dalam meningkatkan perdamaian, toleransi beragama, dan menyelesaikan konflik antaretnik. Penghargaan akan diberikan oleh pendiri AFC, Rabbi Arthur Schneier, dalam suatu acara bertajuk '2013 Special Awards Dinner' di New York, Amerika Serikat, pada 30 Mei mendatang. (Frd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini