Sukses

Warga Waduk Pluit Laporkan Intimidasi, Ahok: Kamu Lebih Galak!

Ahok membantah apabila aparat keamanan yang ditempatkan Pemrov DKI di Bantaran Waduk Pluit dinilai mengintimidasi para warga yang bermukim di sana.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membantah apabila aparat keamanan yang ditempatkan Pemrov DKI di Bantaran Waduk Pluit dinilai mengintimidasi para warga yang bermukim di sana. Bahkan menurutnya, aparat tersebut tidak akan berani melakukan tindakan tersebut terhadap warga. Baginya, warga lah yang bertindak kasar.

"Kami minta di-backup Brimob. Katanya warga diintimidasi. Intimidasi? Siapa yang intimidasi? Kamu lebih galak dari saya kok! Alat berat masuk ditimpuk, 1 kaca pecah," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Dijelaskan dia, penempatan aparat seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), polisi, maupun brimob di kawasan penggusuran merupakan salah satu bentuk prosedur keamanan.

"Itukan prosedur untuk jaga keamanan ini. Jadi Brimob itu menjaga alat-alat yang sedang menggali karena Satpol PP tidak sanggup. Kalau Kopassus melanggar HAM lagi nanti. hehe. Karena secara protab (Prosedur Tetap) di negeri ini, ya polisi harus turun. Polisi pakai senjata semua? Tidak juga. Mereka tiap hari ganti," beber Ahok.

Apabila warga dibiarkan, lanjut dia, maka rumah-rumah yang dibangun tanpa izin akan semakin banyak. Bahkan dikhawatirkan bakal merambah ke tengah Waduk Pluit.

Ahok pun memberi contoh, saat petugas keamanan dan alat berat ditarik, dalam waktu 3 hari tiba-tiba muncul beberapa rumah tambahan di bantaran Waduk Pluit.

"Ini mau dibiarkan lagi? Ini tumbuh lagi semua. Persoalannya Anda (warga) terlalu sadis, terlalu galak. Kita ngomong baik-baik diusir," ujar Ahok.

Warga Kebun Tebu Waduk Pluit sebelumnya mengadu ke Komnas HAM karena diintimidasi sejumlah preman yang memaksa warga agar mau digusur.

"Berdasarkan laporan warga ada oknum atau semacam preman mengintimidasi warga agar mau direkolasi," kata Komisioner Komnas HAM Siane Indriyani Senin 13 Mei lalu. (Tya/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini