Sukses

11 RS DKI Putuskan Kerja Sama KJS, Ahok: Apa Boleh Buat...

Ahok mengakui 11 rumah sakit di Jakarta mengundurkan diri dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang telah diluncurkan sejak 10 November 2012 lalu.

Sebanyak 11 rumah sakit di Jakarta mengundurkan diri dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang telah diluncurkan sejak 10 November 2012 lalu. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku dengan berat hati menerima keputusan tersebut.

"Ya sudah tidak tahan. Apa boleh buat," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (17/5/2013).

Dijelaskan pria berkacamata itu, Pemrov DKI pun akan melakukan evaluasi kembali terhadap sistem Indonesia Case Based Groups (INA CBG) yang ditawarkan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

"Pasti kita mau evaluasi, untuk membuktikan sistem INA CBG yang dipakai dari BPJS tidak bisa menutupi kebutuhan biaya perawatan pasien KJS," tutur Ahok.

Dia melanjutkan, premi kesehatan KJS sebnilai Rp 23.000 per orang setiap bulan juga akan ikut dievaluasi, yang hitungannya lebih besar dari hitungan BPJS sebesar Rp 22.800 ribu dan dari pemerintah pusat sebesar Rp 15.700.

"Selama ini kita ragu menetapkan angka Rp 23.000 per bulan. Karena menurut kita seharusnya premi kesehatan warga Jakarta sebesar Rp 50.000 per bulan. Makanya relawan coba jalankan sebesar Rp 23.000, itu saja teriak," ujar Ahok.

Pemrov DKI, lanjut Ahok juga akan memanggil semua pihak yang terkait dalam penerapan sistem INA CBG untuk mengkaji besaran premi BPJS. Ahok khawatir angka premis Rp 23.000 terlalu besar dan dapat menghambat jalannya sistem tersebut. Namun apabila angka tersebut tidak dapat lagi diubah, Pemrov DKI berencana membuat sistem sendiri dengan nama Jakarta CBG. Lalu nantinya angka preminya sebesar Rp 30.000-Rp 50.000 per bulan.

"Kalau ngotot pemerintah tidak bisa, ya kita akan bikin Jakarta CBG, bukan INA CBG. Khusus Jakarta untuk membuktikan tarifnya seperti ini. Bisa sebesar Rp 50.000, bisa Rp 35.000, bisa Rp 30.000, nanti kelihatan,” tutur Ahok.

Mantan bupati Belitung Timur itu menambahkan, jika dirinya menyesalkan keluarnya 11 RS yang sempat bekerja sama dengan Pemrov DKI itu. Dia sebetulnya berharap rumah-rumah sakit itu bisa bersabar.

"Saya minta teman-teman di RS sabar selama 2 bulan, supaya ada bukti semua. Kita hitung biaya berapa, baru ketemu, kita bicara, jadi ada data. Kita akan bicarakan tarif untuk KJS. Karena kalau rugi mana sanggup, memang sesekali bolehlah," tutup Ahok. (Tya/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.