Sukses

Warga Waduk Pluit Patungan Beli Tiket Pulang Kampung untuk Ahok

Saat ini warga bantaran Waduk Pluit dan Muara Baru telah mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat itu.

Kekesalan warga bantaran Waduk Pluit dan Muara Baru, Jakarta Utara, kepada Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terus berlanjut. Warga tersinggung dengan pernyataan Ahok: perebut lahan negara berotak komunis. Mereka patungan membeli tiket pesawat untuk Ahok agar pulang ke kampung halamannya, Bangka Belitung.

"Ini tiket dari warga yang patungan, buat Ahok untuk pulang ke Bangka Belitung. Kami tidak ingin dia ada di sini karena sudah bilang warga komunis," kata salah seorang warga Wawan Darmawan sambil menunjukkan fotokopi tiket pesawat di Kantor Komnas HAM, Kamis (16/5/2013).

Warga saat ini sudah mengumpulkan uang untuk membeli tiket pesawat jurusan Bangka Belitung itu. Jika setelah ini Ahok masih mengeluarkan pernyataan kontroversial kepada warga Pluit, maka uang itu segera dibelikan tiket pesawat dan diserahkan kepada Ahok.

Warga lainnya, Ustad Midun mengatakan, pernyataan Ahok itu merupakan bentuk arogansi dari seorang pemimpin publik. Warga tidak terima dengan pernyataan itu.

"Kami tidak terima jika dikatakan komunis, merebut tanah negara, karena kami warga negara asli, kulit kami hitam, mata kami belo (lebar), sama dengan teman-teman," tutur Midun.

Midun juga menganggap Ahok memiliki kepribadian ganda. Sebab, di satu sisi ingin membebaskan Jakarta dari banjir, di sisi lain justru 'menenggelamkan' kehidupan warga dengan cara menggusur permukiman di Muara Baru dan bantaran Waduk Pluit.

"Ahok kejiwaan ganda, dia mengatasi banjir, tapi di sisi lain menenggelamkan kehidupan warga Muara Baru dan waduk Pluit," ujar Midun.

Sebelumnya, Ahok merasa geram dengan protes warga bantaran Waduk Pluit yang tinggal di permukiman ilegal. Sebab, warga tetap bertahan saat akan direlokasi, walaupun telah disediakan rusun dengan berbagai fasilitas sebagai hunian yang legal.

"Kalau merebut lahan negara, itu namanya otak orang komunis. Itu ingetin kita ke cerita komunis yang merampok tanah orang. Kita harus tegas," ujar Ahok pada Sabtu 11 Mei lalu. (Eks/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini