Sukses

Dalai Lama Soal Kekerasan Myanmar: Stop Membunuh Atas Nama Agama!

Dalai Lama mengecam serangan sejumlah oknum biksu terhadap umat Islam di Myanmar. "Ingat wajah (damai) Sang Buddha"

Pemimpin spiritual Tibet dalam pengasingan, Dalai Lama mengecam serangan sejumlah oknum biksu terhadap umat Islam di Myanmar. Ia mengatakan, pembunuhan atas nama agama adalah "di luar akal".

Berbicara di depan para audiens di University of Maryland, Amerika Serikat, pemimpin Buddha terkemuka itu mengatakan, akar konflik sektarian sejatinya adalah politik, bukan spiritual.

"Sungguh, membunuh seseorang atas nama agama adalah hal yang tak masuk akal, sangat menyedihkan. Saat ini bahkan sejumlah oknum umat Buddha ikut melakukannya di Burma (nama lain Myanmar)," kata dia seperti dimuat NDTV (7/5/2013).

Menurut Dalai Lama, tindakan itu tak sepatutnya dilakukan. "Sangat menyedihkan," kata dia. Aku berdoa agar mereka (para biksu) memikirkan dan mengingat kembali wajah (damai) Sang Buddha," kata dia.

Gelombang kekerasan sektarian di Myanmar meletup Maret lalu di pusat kota Meikhtila, Myanmar. Kekerasan menyebabkan 44 orang tewas dan 13 ribu orang terpaksa mengungsi. Kebanyakan korban adalah muslim.

Investigasi menemukan sejumlah biksu Buddha radikal secara aktif terlibat dalam kekerasan dan menyebarkan pesan anti-muslim di seantero negeri -- yang baru lepas dari cengkeraman junta militer.

Konflik sektarian antara pemeluk Buddha dan Islam -- yang jumlahnya lebih dari 5 persen populasi Myanmar terjadi  beberapa kali setelah pemerintahan kuasi sipil memegang kekuasaan pada Maret 2011, setelah lima dekade negeri itu dikuasai diktator militer.

Sebelumnya, April lalu, Dalai Lama juga memberikan pesan pada oknum biksu yang diduga terlibat menyebarkan kekerasan di Myanmar: tolong hentikan!

"Semua agama besar di dunia mengajarkan kita untuk mempraktekkan cinta, kasih sayang, dan maaf. Pemeluk agama sejati tak akan melakukan kekerasan dan intimidasi pada pemeluk lain," kata dia seperti dimuat ABC News (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini