Sukses

Puisi Susno Duadji dari Dalam Terali Besi: Bulan Bintang

Frederick Yunadi mengaku mendapat kiriman puisi dari Susno Duadji yang kini mendekam di penjara.

Pengacara Susno Duadji, Frederick Yunadi, mengaku belum bisa menemui kliennya yang kini meringkuk di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat. Meski demikian, dia mengaku mendapat pesan berupa puisi dari Susno melalui BlackBerry Messenger (BBM).

"Pak Susno mengirim puisi melalui BBM. Saya tidak tahu bagaimana Beliau masih pegang BlackBerry, silakan konfirmasi ke lapas dan Menkumham soal itu," kata Frederick saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (5/5/2013).

Puisi yang diklaim Frederick berasal dari Susno itu berjudul "Bulan Bintang". Dalam puisi tersebut, Susno bercerita bahwa keluarganya menganut ideologi Bulan Bintang. Susno mengatakan bahwa ayahnya adalah pengikut Masyumi.

Susno saat ini juga menjadi politisi Partai Bulan Bintang (PBB). Namun sayang, tampaknya niatnya menjadi calon legislator terganjal karena harus menjalani proses hukuman. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan PBB segera menentukan nasib Susno sebagai caleg.

Frederick mengaku tidak tahu bagaimana Susno masih bisa memegang BlackBerry itu. Padahal, dia sudah dipenjara. Terlebih lagi, tambah dia, Susno saat ini menjalani isolasi.

"Sampai hari ini Beliau diisolir. Lapas mengisolis sampai hari Rabu, kami sangat keberatan karena kami tidak bisa bertemu. Padahal sebagai advokat harusnya bisa bertemu kapan saja," tutur dia.

Berikut puisi Susno yang berjudul Bulan Bintang:

Hitungan tarikh memang relatif pendek aku berada di keluarga yang sangat ku cintai ini,

Memang aku baru datang tapi aku bukan pendatang baru,
Jiwaku sudah terpatri pada BULAN dan BINTANG sejak dahulu kala,,,
Sejak aku belum kenal politik,

Ayah dan keluargaku penganut panatik ideologi BULAN BINTANG,
Beliau Masyumi sejati,

Tegakkan hukum, tegakkan kebenaran dan keadilan adalah garis perjuangan partaiku.
Karena itulah pokok persoalan yang menyebabkan negeri ini terpuruk dan sulit untuk bangkit,

Bulan Bintang sangat mencintai negeri ini,
Bulan bintang akan sangat marah dan sedih,,,,,, sedih ,
Manakala hukum dipelintir, manakala hukum ditafsirkan demi kepentingan kaum pemegang kekuasaan dan penegak hukum itu sendiri,

Betapa mudah menghukum dan menghancurkan karir seseorang di negeri yang katanya "berazas" kan hukum ini,
Mudah ,,,,dan gampang sekali,
Jauh lebih gampang dari pada menghukum pencuri sendal jepit, bahkan lebih mudah dari menghukum pencuri jemuran celana dalam,

Caranya ,,,
Cukup dengan "kekuasaan" dan ,,"arogansi"
Manakala kedua kesaktian itu sudah bertemu, tamat riwayatnya karir dan kemerdekaan seseorang,
Mudah sekali, bukan ?

Sebagai kader BULAN BINTANG sejati,
Aku tak takut hal itu,
Aku rela dibui,
Bahkan aku rela mati
demi tegaknya hukum , kebenaran dan keadilan sejati,
Aku di bui, bukan aku menyerah.

Bukankah kita sebagai manusia adalah halifah di muka bumi ?
Bukankah Allah Swt sangat benci akan ketidak adilan,
Allah SWT membenci kezoliman.

Ya Allah ,,,
Mereka merampas kemerdekaanku dengan dalih "menegakan" hukum,
Ya Allah.,,,
Mereka sangat kuat,,,,
Tapi ,,, tapi aku sangat percaya bahwa ALLAH SWT Maha Kuat,,
Ya ALLAH tunjukkan kepada mereka yang zalim bahwa ENGKAU Maha Kuat,
Aamiin YA Rabb.
Hanya kepada MU sebaik-baiknya aku meminta pertolongan.

Jakarta,
Hari pertama aku dipenjarakan. (SD)

(Eks)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.