Tolak Lelang Jokowi, Lurah Mulyadi Klaim Banjir Dukungan

Sama-sama wong Solo, tak membuat Lurah Warakas, Jakarta Utara, Mulyadi mudah memahami maksud hati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mengadakan program lelang jabatan camat dan lurah. Walau melawan arus, Mulyadi tetap berkeras menolak kebijakan ini. Namun Mulyadi mengaku mendapatkan banyak dukungan, baik dari perorangan maupun komunitas.

"Mereka bahkan mengaku akan siap maju yang paling depan kalau sampai saya nanti dipermasalahkan karena pernyataan saya," kata Mulyadi di Jakarta Utara, Selasa (30/4/2013).

Mulyadi yakin, meskipun saat ini masih banyak pihak yang kaget akan tingkahnya, namun pada akhirnya mereka akan mendukung.

"Dari tadi pagi banyak yang telepon, awalnya mereka kaget. Tapi mereka justru banyak yang dukung saya, mulai dari warga, RT, RW, sampai paguyuban warga Swargo (Kelurahan Sungaibambu, Warakas, dan Papanggo)," ujarnya.

Oleh karena itu, dia tak takut sedikit pun atas resiko apapun yang hadir akibat pernyataannya. "Pernyataan saya benar, nggak ada yang perlu ditakuti, saya siap menghadapi resikonya," pungkas Mulyadi.

"Saya kira Jokowi tidak bisa main pecat PNS dengan mudah, harus ada kesalahan yang jelas mengenai itu. Jika kita melakukan tindak kriminal seperti korupsi, baru bisa pecat. Saya siap dipanggil Jokowi."

Lurah yang mengaku menderita sakit jantung itu kini masih berada di RS Harapan Kita. Di sana ia melakukan serangkaian tes untuk mengecek kolesterol dan asam urat. Kedua penyakit ini dinilainya dapat berpotensi menyerang jantungnya.

"Untungnya nggak pada mati. Kalau mati apa nggak bisa kemana-mana itu? Otomatis saya syok juga dengarnya. Kok kenapa jabatan lurah yang diubek-ubek?" ucap Mulyadi. (Ndy)