Sukses

Jalan Layang Casablanca, Ahok: Proyek Dihentikan Kontraktor

Dinas Pekerjaan Umum dan inspektorat akan mempelajari secara hukum permasalahan yang terjadi. Apalagi sampai ada hutang sampai Rp 20 miliar.

Pemda DKI menegaskan berhentinya pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang atau yang dikenal dengan Jalan Layang Casablanca, bukan atas perintah Balaikota. Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan penghentian proyek itu dilakukan oleh kontraktor.

"Penghentian ini yang harus diluruskan. Karena bukan kami yang menghentikan. Tetapi dari pihak kontraktor. Ini karena belum bayar, kehabisan uang mungkin," ujar Ahok di Balai Agung, Balaikota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (24/3/2013).

Lebih lanjut Ahok mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum dan inspektorat akan mempelajari secara hukum permasalahan yang terjadi. Apalagi sampai ada hutang sampai Rp 20 miliar.

Bagi Ahok bila nanti hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memerintahkan Pemda DKI harus membayar, kata Ahok, Pemda DKI tak keberatan akan membayar. Bila ada modal lagi, maka proyek akan dijalankan lagi.

"Itu saja sih. Jadi ya Tidak masalah, kita sudah anggarkan di tahun ini. Kita sudah antisipasi itu, cuma teknik bayarnya boleh atau tidak oleh anggota Dewan, karena multiyears baru selesai desember 2012," jelasnya.

Kendati begitu, Ahok menegaskan tender pengerjaan proyek itu bisa dibuka kembali. Tender akan dibuka kembali bila nanti dari hasil audit menyebut proyek awal tidak boleh dilanjutkan.

"Berarti sisanya, sekitar 17 persennya itu kita tender. Dari semuanya itu semua sudah selesai 100 persen. Hanya ini yang selesai baru 83 persen. Kalau tender kembali belum tentu sama kan. Harusnya bisa ngga sama. Tetapi kalau bagus, persis sebelumnya, ya suruh terusin saja," tutupnya.

'Bolong'

Berdasarkan desain awal, jalan layang ini memiliki dua pilar di kiri kanan Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta. Namun, karena ada pipa air baku di bawah tanah, desain berubah dari dua jalur arah timur dan barat disatukan, di sisi kanan Jalan Satrio.

Hal itulah yang membuat pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman itu lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya. Tampak dari atas ada 4 'lubang' menganga karena ada ruas-ruas jalan yang belum terpasang. Sementara itu, pembangunan Jalan Prof Dr Satrio itu, sudah tidak ada pekerjaan apa pun. Anggaran proyek JLNT ini menghabiskan sekitar Rp 840 miliar.

Berikut FOTO: Jalan Layang Casablanca 'Bolong'

(Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.