Sukses

Atasi Macet Jakarta, Ahok: Jangka Pendek Membuat Marka Jalan

Solusi jangka pendek Pemprov DKI Jakarta untuk masalah kemacetan adalah penambahan dan perbaikan marka jalan dan rambu lalu lintas.

Solusi jangka pendek Pemprov DKI Jakarta untuk masalah kemacetan di Ibukota saat ini adalah penambahan dan perbaikan marka-marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. Hal itu merupakan tindakan penanganan kemacetan sementara yang cepat dan murah.

"Kita kan jangka pendek itu marka-marka jalan. Mana yang U-Turn, mana yang parkir liar. Termasuk membuat marka-marka jalan yang mana yang ada pembatas jalan, yang segitiga, segala macam mesti diubah. Namanya itu apa sudah ada ukurannya. Jadi itu solusi yang paling cepat dan murah," ujar Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (15/4/2013).

Tidak hanya itu, menurutnya, petugas dari Dinas Perhubungan DKI akan diturunkan untuk mengukur berapa kecepatan rata-rata kendaraan. Dengan begitu, kecepatan bisa diawasi dan dikontrol.

"Kalau jalan sudah cukup sepi, itu ada petugas kami yang masuk untuk mengukur berapa kecepatan kendaraan ini di beberapa titik ini. Kita ingin tahu berapa?" tuturnya.

Dia pun yakin penerapan marka jalan akan efektif membantu mengurangi kemacetan karena telah dilakukan pengkajian baik dari Pemprov DKI sendiri maupun pihak Lalu Lintas. Dengan adanya tanda jalan yang jelas, kata Ahok, diharapkan masyarakat pun menggunakan kendaraan dengan baik pula.

"Efektif. Itu sudah kajiannya. Soal marka, soal U-Turn terlalu panjang, terlalu pendek itu mesti ditutup. Ada kajiannya," jelasnya.

Ahok memaklumi mengenai masih banyaknya keluhan masyarakat Jakarta, meski telah ada perbaikan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. Karena marka jalan memang hanya solusi jangka pendek untuk mengatasi kemacetan. Sebetulnya menurutnya, yang paling mendesak adalah perbaikan transportasi massal.

"Pasti ada yang mengeluhlah karena faktanya kendaraan transportasi massal kita terlalu sedikit dan mobil-mobil dengan kondisi fisik jelek itu (kopaja dan metro mini) bisa hidup, karena ada kebutuhan warga. Makanya Pak Gubernur langsung bilang tambah 1.000 bus ukuran sedang. Transjakarta juga targetnya 1.000. Nah, sekarang kita baru positif hampir 696 bus, kalau enggak salah," urai Ahok. (Frd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.