Sukses

Harfa Gelar Pelatihan Bagi Keluarga Difabel

Guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orangtua dalam mendidik dan memotivasi anak yang difabel, Yayasan Harapan Duafa menggelar pelatihan bagi keluarga difabel.

Citizen6, Pandeglang: Guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orangtua dalam mendidik dan memotivasi anak yang berkebutuhan khusus (difabel), Yayasan Harapan Duafa (Harfa) Banten Cabang Pandeglang menggelar pelatihan bagi keluarga difabel.

Pelatihan tersebut belum lama ini digelar di Cottage Villa Carita Asri, Pandeglang, pada Minggu 31 Maret 2013 dan dibuka langsung oleh Direktur Harfa Banten Cabang Pandeglang, Yudi Hermawan.

Dalam sambutannya Yudi mengatakan, Allah SWT menciptakan segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sia-sia. "Terkadang kita sendiri yang tidak memahami bahwa dibalik kekurangan itu ada kelebihan," ungkap Yudi.  

Oleh karena itu, sedikitnya dibutuhkan 3 bekal dalam menjalani kehidupan ini, yakni niat, tujuan, dan ilmu. "Jika ketiga hal itu dilakukan dengan baik maka kesuksesan akan dijalani sekalipun mendapatkan ujian dengan kekurangan," tandasnya.

Bertindak sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut adalah Dr H Achmad Chubaesi Yusuf. Ia menuturkan, orang dengan berkebutuhan khusus (difabel) itu bukan aib atau produk gagal. "Karena sekali lagi Tuhan tidak pernah menciptakan hamba-Nya dengan sia-sia," jelas Achmad.

Achmad yang juga dokter spesialis rehabilitasi medik dengan cermat mengidentifikasi beberapa difabel dengan masalah. Ia pun juga memberikan solusi secara psikis dan psikologis yang bisa dilakukan keluarga.

"Cara ini untuk memotivasi keluarga difabel untuk bisa membimbing dan mengaplikasikan ilmu pelatihan di rumahnya masing-masing," ungkapnya.

Achmad mencontohkan salah satu keluarga yang anaknya menderita difabel. Khaerudin (14) yang menderita down syndrome atau keterbelakangan mental dan sering mengeluarkan air liur, ia sarankan kepada ibunya untuk mengatasi kekurangan anaknya itu dengan memijat secara melingkar ke bawah secara rutin setiap hari. "Selain itu Khaerudin diupayakan sering mengunyah permen karet untuk melatih berbicara," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator lapangan (Korlap) Divisi Environmental Services Program (ESP) Harfa Pandeglang, Li Irfan mengatakan peserta yang hadir pada kegiatan ini sebanyak 40 keluarga, yang terdiri dari 25 anak laki-laki difabel dan 15 difabel anak perempuan.

"Keluarga difabel yang hadir sangat antusias mengikuti acara ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang melontarkan seputar kondisi difabel anak-anak meraka," kata lLi Irfan disela kegiatan berlangsung.

Li juga menambahkan, para keluarga difabel merasa senang dan lebih termotivasi dengan mengikuti kegiatan ini. Sehingga tumbuh rasa percaya diri walaupun awalnya mereka merasa minder dengan memiliki anak atau keluarga yang difabel.

Ibu Kamah salah seorang keluarga difabel dari Kampung Cibodas, Desa Sumurlaban mengatakan harapannya agar ilmu yang di dapat bisa memberikan gambaran bagaimana merawat dan memotivasi  anak difabel agar berdaya guna kedepannya.  

"Sebelum mengikuti acara ini, saya merasa tidak percaya diri, malu punya anak difabel, dan merasa yang paling menderita. Tapi setelah mengikuti acara ini, ternyata masih ada orang yang kekurangannya lebih dari anak saya," tutur Kamah. (Ade Setiawan/Mar).

Ade Setiawan adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini