Sukses

Pertama Dalam Sejarah! Perempuan Jadi Komandan Secret Service

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menunjuk seorang perempuan menjadi Direktur Secret Service, Julia Pierson.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menunjuk seorang perempuan menjadi komandan pasukan pengawalnya, Secret Service. Ini adalah kali pertamanya dalam sejarah.

Direktur yang baru, Julia Pierson sebelumnya menjabat sebagai kepala staf di satuan Secret Service. Ia menggantikan Mark Sullivan, yang mengumumkan akan mundur bulan lalu.

Ia mengepalai sebuah lembaga prestisius yang bertugas  menginvestigasi kejahatan keuangan, dan melindungi orang-orang penting, khususnya presiden beserta keluarganya.

"Lebih dari 30 tahun pengalamannya di Secret Service, Julia telah konsisten mencontohkan semangat dan dedikasi," kata Obama dalam pernyataannya, seperti dimuat BBC (26/3/2013).

"Julia memiliki karir yang teladan. Saya yakin pengalamannya itu akan membimbingnya saat menghadapi tantangan baru, memimpin pria dan perempuan mengagumkan yang ada di lembaga penting ini."

Julia Pierson berasal dari Florida, ia mulai bergabung dalam Secret Service dari kantor perwakilan Miami pada tahun 1983.

Sejak 1988, ia bergabung selama 4 tahun dalam divisi perlindungan Presiden AS. Penunjukan Julia tak mensyaratkan persetujuan Kongres.

Memperbaiki Citra

Tugas Julia tak hanya memastikan Secret Service melakukan tugasnya dengan baik. Tapi juga memperbaiki citra pasukan pengawal presiden itu.

Sebelumnya, Secret Service diterpa kasus memalukan: skandal seks.

Sejarah mencatat, Secret Service, punya catatan panjang sejak tahun 1865. Selain kegagalan melindungi John F Kennedy dari penembakan brutal, dan nyaris kecolongan dalam serangan terhadap Presiden Gerald Ford dan Ronald Reagan, reputasi mereka nyaris tanpa cela. Sampai tahun 2012 .

Di tengah berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara Benua Amerika di Kolombia, Secret Service yang bertugas melindungi Presiden Barack Obama, justru membuat berita heboh.

Sebanyak 11 anggota pasukan pengamanan presiden itu tersandung kasus dugaan prostitusi di Cartagena. Mereka akhirnya dipulangkan lebih awal.

Sumber CBS menyebut, para pengawal khusus ini terlibat sengketa pembayaran dengan sejumlah pekerja seks komersial. Salah satu PSK itu melapor ke polisi, yang meneruskan kabar memalukan itu ke Departemen Luar Negeri. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini