Sukses

VIDEO: SBY Bicara Isu Penggulingan

Dalam sesi ini, Ibas bercerita singkat soal kondisi kesehatan putra pertamanya Airlangga Satriadhi Yudhoyono, Agus memaparkan alasannya masuk militer.

Keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal berbagai isu. Mulai dari si bungsu Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, sampai Ibu Negara Ani Yudhoyono berbicara dalam suasana santai menanggapi isu-isu terkini. Tidak seperti biasanya, keluarga Presiden SBY turut menanggapi berbagai isu yang terjadi di masyarakat.

Tidak hanya Presiden SBY yang menjawab. Dalam sesi ini, Ibas bercerita singkat soal kondisi kesehatan putra pertamanya Airlangga Satriadhi Yudhoyono, Agus memaparkan alasannya masuk militer. Dan Presiden SBY menjawab soal pertemuan dengan 7 jenderal dan tokoh-tokoh politik.  

Kisah ini disampaikan saat Retno Pinasti dan Mochamad Achir dari SCTV mewawancarai SBY dan keluarga secara eksklusif di Wisma Negara, Jakarta. Wawancara yang juga dihadiri Ibu Negara Ani Yudhoyono dan putra bungsu Edhie Baskoro Yudhoyono ini ditayangkan SCTV bertajuk "SBY dan Keluarga Bicara" pada Rabu (20/3/2013).

Berikut wawancara lengkapnya:

Retno: Mas Ibas apa kabar putranya?

Ibas: Makasih Mba Enok menanyakan putra saya. Alhamdulillah Airlangga sehat dan tumbuh normal. Memang seperti diketahui, anak saya cucu Pak SBY ada gangguan kesehatan yang ada di pencernaan sehingga harus dilakukan tindakan medis. Itu juga harus operasi yang cukup besar. Sehingga diberi kemudahan saluran pencernaan. Alhamdulillah operasi lancar. Kembali normal, mudah-mudahan tumbuh sehat dan normal. Makin menggemaskan dan terus sehat.
 
Achir: Buat Mas Agus, Mas Ibas kan sudah berpolitik, Bapak SBY sebagai pemimpin dan Ibu Ani mendampingi. Kalau Mas Agus ke dunia militer sudah. Apa ada niatan untuk ke jalur politik juga?

Agus: Mungkin saya awali, sekali lagi saya pilih karir militer bukan tanpa alasan. Saya melihat figur ayah saya, kakek saya. Ayah saya yang sukses di TNI. Itu yang mendorong saya menjadi perwira ketika itu. Insya Allah.

Dengan itu saya menekuni karir militer saya secara profesional. Tentu sangat berharap bisa memberi konstribusi yang positif. Terutama saat ini kita tahu bersama militer kita mau menata agar menjadi lebih profesional dan menentukan di masa mendatang.

Kalau ditanya ke depan bagaimana? Saya belum bisa menjawab. Saya hanya akan fokus, pasti akan menekuni secara profesional. Saya tidak mau kecewakan keluarga. Semua berharap agar saya bisa beri yang positif untuk satuan di mana saya berada dan TNI secara umum. Begitu.

Retno: Sekarang kita bicara soal isu-isu berita yang banyak beredar belakangan. Pertemuan Pak SBY dengan beberapa tokoh. Dengan Pak Prabowo, 7 jenderal, tokoh agama juga Pak Amien Rais. Hingga ada kabar Bapak cari proteksi? Bagaimana pak?

SBY: saya mengikuti, saya mendengar banyak sekali. Inilah negeri kita, inilah politik kita. Dulu saya dikritik "Pak SBY kok kurang komunikatif. Jarang ketemu tokoh." Meskipun saya sering ketemu, cuma nggak selalu diekspos media massa kita. Kemudian saya ketemu tanpa diekspos, ini ditanya, "Ada apa kenapa ketemu? ada rahasia apa?"

Kemudian kemarin ada memang yang ketemu saya dengan niat baik. Mereka menyampaikan pandangan kepada saya. Dan saya menyampaikan pandangan tentang negara kepada mereka. Kemudian muncul, "Ini SBY mencari proteksi."

Saya kemudian berbicara kepada menteri-menteri. Orang yang mencari proteksi biasanya itu penjahat perang, yang melakukan kejahatan perang. Biasanya diktator yang represif, puluhan tahun memimpin dan kemudian takut kalau nanti ada apa-apa dengan dirinya.

Saya pikir, demokrasi di negara kita ini berjalan baik. Saya menjadi Presiden sesuai dengan mandat yang diberikan rakyat. Saya menjalankannya sesuai dengan amanat konstitusi. Jadi kenapa saya harus mencari proteksi? Proteksi untuk apa? Jadi berlebihanlah. Itu tidak benar. Saya akan terus jalin komunikasi dengan siapa pun. Baik terbuka maupun tertutup karena tujuannya baik.

Achir: Komunikasi dengan semua pihak akan terus berjalan?

SBY: Akan berjalan dan selama ini memang berjalan. Cuma karena yang datang sebutlah tokoh-tokoh politik, itu dianggap ada apa-apanya. Yang jelas komunikasi saya dengan tokoh-tokoh akan terus berjalan. Dengan siapa pun.

Achir: Ada yang sekadar berkomentar miring, ada yang berencana melakukan tindakan yang katakanlah inkonstitusional. Di antaranya yang isu beredar di jejaring sosial media, 25 Maret nanti, Pak. Akan ada gerakan.

SBY: Kenapa 25 Maret ya?

Achir: Nah, saya juga ngga tahu. Bagaimana Bapak menanggapi hal ini?

SBY: Saya mendengar, saya mendapatkan banyak sekali pesan dari teman-teman. Begini, negara kita ini negara demokrasi. Rakyat bebas untuk menyampaikan ekspresinya. Rakyat tidak dilarang untuk mengkritisi. Bahkan katakanlah melakukan sesuatu untuk mengontrol pemerintahnya. Itu dimungkinkan dalam sebuah negara demokrasi. Yang penting, janganlah apa yang dilakukan itu membuat susah semua.

Misalnya ada tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya. Itu kan membikin politik kita terguncang. Kalau stabilitas politik terguncang, ekonomi terganggu. Kalau ekonomi terganggu, dunia usaha juga susah. Akhirnya yang susah itu rakyat nanti. Makanya saya katakan, silakan kalau itu masih dalam kerangka demokrasi. Tetapi kalau lebih dari itu karena beritanya seram-seram, negara punya sistem. Negara punya aturan bagaimana mencegah tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya.

Saya tidak khawatir. Apa pun di negeri ini ada aturannya. Karena kalau ada gerakan, "Pokoknya tanggal 25 Maret SBY harus turun, harus jatuh." Itu rakyat akan bertanya, ada apa sebenarnya? Apakah negara kita dalam keadaan buruk, ekonomi hancur, keamanan terguncang di mana-mana.

Ada apa? Apa kenaikan harga-harga yang luar biasa, rakyat susah di mana-mana dan seterusnya dan seterusnya. Semua itu akibat kesalahan pemimpin? Barangkali iya, bisa saja ada yang punya pikiran seperti itu. Tetapi sekarang ini saya bertanya, sebenarnya ada apa? Karena negara kita berjalan normal, banyak yang kita capai meskipun banyak juga yang belum sebagaimana pemerintahan sebelumnya. Jadi komentar saya itu saja.

Saya akan terus bekerja. Saya akan terus bekerja, tidak boleh terganggu oleh isu apa pun. Oleh rencana tindakan apapun, karena saya percaya kita punya konstitusi, punya undang-undang, dan negara kita adalah negara hukum.
(Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.