Sukses

SBY: Perdagangan RI-Belarus Tertinggi di ASEAN

Presiden SBY berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui kerjasama ekonomi, investasi, dan perdagangan dengan Belarus.

Kerja sama yang dijalin pemerintah Indonesia dan Belarus menitikberatkan pada sektor ekonomi, investasi, dan perdagangan. Pilihan ini dinilai realistis karena kerja sama yang terjalin saat ini sudah sangat bagus jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan.

"Bahkan tertinggi di antara negara-negara ASEAN, tapi nilainya masih terlalu kecil," jelas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai penandatanganan 7 nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Belarus di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (19/3/2013).

Namun, lanjut SBY, kerja sama yang dijalin tak hanya di bidang ekonomi, tapi juga di bidang pertanian dan pertambangan, termasuk pengadaan alat-alat berat dari Belarus. "Kita sepakat menjalin kerja sama di bidang teknologi karena Belarus unggul," jelas SBY.

Demikian pula dengan MoU di bidang pendidikan, pariwisata, dan kebudayaan. "Kita juga telah bersepakat untuk menjalin komunikasi di bidang mitigasi bencana, industri pertahanan, riset dan pengembangan," ujar SBY.

Indonesia merupakan mitra dagang Belarus terbesar keempat di Asia setelah Cina, India, dan Jepang dengan nilai total perdagangan sebesar US$ 163 juta pada 2011. Sedangkan pada 2012, tercatat adanya penurunan total perdagangan Indonesia–Belarus menjadi US$ 90,65 juta.

Menurunnya volume perdagangan pada 2012 itu tidak bisa dilepaskan dari masih berlanjutnya krisis ekonomi dunia, utamanya di Benua Eropa.

Produk ekspor utama Indonesia di Belarus adalah karet alam, produk ikan, ban, kakao, alas kaki, furnitur, tekstil, tembakau, kopi, teh, minyak sawit, rempah-rempah, serat sintetis dan elektronik.

Sementara Indonesia memanfaatkan keunggulan Belarus dalam memproduksi potasium, alat-alat berat, mesin-mesin pertanian, sistem persenjataan, dan teknologi tinggi. Selain itu, keunggulan Belarus di bidang pertanian juga penting guna mendukung program-program ketahanan pangan Indonesia. (Sah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini