Jokowi: Tak Digaji Pun Nggak Apa-apa

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo tidak terlalu memikirkan mengenai besaran tunjangan dan gaji yang diterima selama ini. Ia menegaskan, berapapun pemasukkan, dia tidak mempermasalahkannya.

"Ya ndak apa-apa lah, gaji dihilangkan pun juga gak apa- apa. Gitu aja kok dipikir rumit- rumit," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 26/2/2013.

Mengenai munculnya wacana tentang akan dinaikkannya gaji Gubernur, Bupat dan Walikota, Ia pun mengaku tak mau ambil pusing. "Mau gaji saja tunjangan hilang gak papa, mau gaji dihilangin tunjangan saja gak papa, atau mau gaji sama tunjangan dihilangin juga gak papa. Gak pernah mikir kita," ujar Jokowi.

Sementara itu, laporan lengkap jumlah gaji beserta tunjangan yang diperoleh Jokowi-Ahok telah dilampirkan di situs pribadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, www.ahok.org.

"Kita lapor laporan di website saya, kita bikin kok. Lihat aja di website. Lumayanlah tidak kalah dengan profesional juga," ujar Ahok.

Ahok juga mengatakan, selain mendapatkan gaji dan tunjangan, keduanya juga mendapatkan dana operasional gubernur dan wakil sebenarnya sebesar 0,15 persen dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Boleh 0,15 persen dari total PAD. Tapi kami hanya ambil cadangan 0,1 persen ya seperti itu," ujar Ahok di Balaikota, Senin (25/2).

Dana 0,1 persen tersebut diambil tiap tahun dan dibagi dua untuk gubernur DKI dan wakilnya, Jokowi-Ahok. Pada masa jabatan Fauzi Bowo dulu, pembagian tunjangan sebesar 75 persen untuk gubernur dan wakilnya mendapatkan 25 persen.

Sebagaimana diketahui, PAD DKI Jakarta tahun 2013 yakni sebesar Rp 26 triliun. Jika diambil 0,1 persen dan dibagi 2, maka Jokowi dan Ahok masing-masing mendapat sekitar Rp 13 miliar per tahun. (Ary)